Grid.ID - Kejadian pohon beringin tumbang gegerkan warga Wonogiri.
Pasalnya, usai tumbang mendadak pohon beringin yang sudah berusia tua itu berdiri lagi.
Melansir dari TribunStyle.com, Minggu (21/1/2024), kejadian bermula saat minibus tertimpa pohon beringin yang ambruk itu di Dusun Jatibedug Desa Kecamatan Wonogiri Kota.
Kejadian itu pun terjadi pada Jumat (19/1/2024).
Namun pada jam 14.30 WIB, pohon beringin yang sudah ambruk itu mendadak berdiri tegak lagi.
Padahal, sebelumnya bagian batang pohon, dahan, dan rantingnya sudah dipangkas.
"Kebetulan kemarin masih di lokasi saat kejadian pohon berdiri lagi, saat itu mas wianto yang sedang memotong pohon di bagian tengah.
Sedangkan bagian pucuk ranting dan dahan itu sudah bersih, setelah itu pohon itu berdiri sendiri," ucap Trias, salah seorang warga dan relawan yang menebang.
Trias juga menduga berdirinya pohon beringin itu diduga karena akarnya yang besar.
Dan otomatis membuat pohon jadi terangkat apalagi usai dahan-dahannya ditebang.
"Karena ranting dan dahan nya habis, bawah kan kalau bahasa jawanya itu Rungkat, artinya akar itu kan banyak disertai dengan pasir yang cukup besar jadi saat ranting dan dahan habis otomatis berat bawah akhirnya kembali berdiri," imbuh Trias.
Meski begitu, ada yang mengaitkan berdirinya pohon beringin yang sudah ambruk itu gegara pohon itu dianggap keramat.
Pasalnya, pohon beringin itu memang dipercaya warga sebagai pohon dayangan.
"Kalau itu saya terus terang, kepercayaan dari warga pohon itu merupakan Dayangan (Pohon keramat), jadi memang di dikeramatkan oleh warga sekitar," beber Trias.
Pohon Punden Desa
Kepala Desa Purworejo, Hartono mengatakan pohon yang tumbang itu memanglah Dayangan punden.
"Pohon itu Dayangan, Punden Jatibedug," ucap Hartono, dikutip dari TribunSolo.com.
Pohon tersebut bahkan sempat diberi pagar dan kain putih oleh warga.
"Iya, pohonnya dipagar biasanya disebut Panca Suci, atau juga pagar empat," ujar Hartono.
Sementara itu, mengenai hal mistis soal pohon beringin itu, Hartono mengaku itu adalah hak masyarakat untuk percaya.
"Punden itu saya anggap hanya cikal bakal masyarakat desa, kalau ada yang mempercayai itu mistis iya itu haknya orang yang mempercayai," tandas Hartono.
(*)
Source | : | TribunSolo.com,TribunStyle.com |
Penulis | : | Siti M |
Editor | : | Siti M |