Grid.ID - Baru-baru ini viral aksi bullying yang dilakukan oleh sekelompok remaja putri di Batam.
Parahnya, sekelompok remaja putri itu menganiaya dua orang yang juga merupakan temannya.
Dianiaya, wajah korban sampai babak belur usai digebuki dan ditendang oleh sekelompok remaja putri tersebut.
Lantas bagaimana kronologinya?
Dilansir dari Tribuntrends.com, beredar video penganiayaan oleh sekelompok remaja putri.
Dari video itu, tampak para remaja putri menginjak bagian kepala dan badan korban.
Korban yang mengenakan baju hitam dan celana kuning itupun tampak mengerang kesakitan.
Bukannya merasa bersalah, salah satu dari remaja tersebut dengan santai merokok dan berjoget di depan kamera.
Setelah video aksi bullying viral, ibu korban mendatangi Polsek Lubuk Baja, Jumat (1/3/2024) pagi.
Ibunda SC (korban) mengurai awal mula SC dibully oleh sekelompok remaja tersebut.
SC sendiri merupakan satu dari dua remaja korban bullying di Batam yang viral di media sosial.
Baca Juga: Penggemar Wajib Tahu! Yuk Intip Daftar Barang yang Dilarang Saat Konser Ed Sheeran di Jakarta
Saat ditemui wartawan TribunBatam.id, ibu korban sedang duduk termenung di kursi ruang tunggu Polsek Lubuk Baja.
Ia berharap kasus itu berjalan dengan baik dan anaknya mendapat keadilan.
"Saya sebagai ibu dari anak saya, cuma berharap semua anak-anak itu diproses, agar bisa memberikan efek jera," ujar ibu korban.
"Pulang-pulang nangis. Saya tanya kenapa awalnya, enggak mau jawab. Dia pergi sama adiknya. Sampai sekarang adiknya belum pulang juga," tambahnya.
Ia juga mengungkap kondisi anaknya saat kejadian.
"Kejadiannya Rabu (28/2/2024) sore. Dia nangis, ada luka-luka yang tampak di mukanya. Saya tanya dia diam. Adiknya dimana juga dia enggak tahu," kata ibu korban.
Ibu korban juga menjelaskan permasalahan yang terjadi sebelum adanya pengeroyokan yang dialami sang anak.
"Kalau dari cerita anak saya, diakan punya adik namanya AM. Pas sebelum dipukul itu, adiknya bilang kalau adiknya mau diperdagangkan sama kawannya. Dia nggak terima dan nanya biar kakak telfon orang itu. Dia mau ngebela adiknya. Ketemulah mereka, ternyata banyak orang. Adiknya itu bisa lari, si kakaknya ini yang kena," kata ibu korban.
Awalnya, ibu korban takut lapor ke polisi lantaran khawatir anaknya yang lain ikut jadi korban bully.
"Saya takut anak saya yang AM juga dipukuli, makanya pas videonya viral, baru saya berani datang bikin laporan," imbuhnya.
"Alhamdulillah sekarang sudah membaik. Dari visum tadi ada luka di muka, lengan, sama punggung," ucapnya.
Tak butuh waktu lama, polisi langsung meringkus terduga pelaku.
Saat diperiksa, terduga pelaku ditemani oleh ibunya.
Saat menjalani pemeriksaan, seorang remaja putri berusia 15 tahun yang juga terduga pelaku itu menyesali perbuatannya hingga menangis.
Dilansir dari Tribuntrends.com, pelaku mengaku sudah putus sekolah.
"Saya sudah enggak sekolah lagi, terakhir kelas 1 SMP. Harusnya ini kelas 2," katanya saat ditanya di ruangan penyidik.
Terduga pelaku itu juga cerita bahwa ia pernah jadi korban bully.
"Karena dulu sering izin tidak masuk sekolah karena sakit, dikatain penyakitan, kayak gitu," ujar anak berusia 15 tahun tersebut.
Saat ini polisi masih mendalami motif bullying di Batam yang dilakukan remaja putri itu, termasuk keterlibatan pelaku lainnya.
Jokowi: Jangan Sampai Kasus "Bullying" Ditutupi, Selesaikan!
Dilansir dari Kompas.com, Presiden Jokowi menyinggung soal kasus bullying yang terjadi di ranah sekolah.
Jokowi menyinggung bullying saat membuka Kongres XXIII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
"Jangan sampai kasus bullying ditutup-tutupi, tapi diselesaikan. Biasanya, kasus bullying ini ditutup-tutupi untuk melidungi nama baik sekolah," kata Jokowi.
Saya sangat betul-betul khawatir akhir-akhir ini terjadinya kasus bullying, terjadinya kasus perundungan, kasus kekerasan, kasus pelecehan, yang bahkan ada yang memakan korban jiwa. Ini tidak boleh terjadi lagi," kata Jokowi.
Ia meminta bantuan para guru agar mencegah kasus bullying anak di sekolah.
"Jangan sampai ada siswa yang takut ketakutan di sekolah. Jangan sampai ada siswa yang tertekan di sekolah dan tidak betah di sekolah," kata Jokowi.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunbatam.id,tribuntrends |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |