Grid.ID - Seorang Kepala Desa (Kades) murka istrinya diduga selingkuh dengan Sekretaris Desa (Sekdes).
Istrinya selingkuh dengan sekdes, Kades ini sampai nekat habisi nyawa bawahannya.
Namun siapa sangka, setelah menanyakan polisi, baru saja ditemukan fakta yang mencengangkan.
Lalu bagaimana kronologinya?
Diberitakan Tribunnewsmaker.com, perselingkuhan akhirnya maut itu terjadi di Tuban.
Seorang Kades bernama Jano (45) tengah ditetapkan sebagai penipu pembunuhan Agus Sutrisno (33), Sekdes Sidonganti, Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur.
Kades itu mengaku membunuh bawahannya karena tak terima sang korban berselingkuh dengan istrinya.
Kini, pencuri tengah menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Tuban dengan agenda mendengarkan keterangan sejumlah Saksi.
Pada sidang tersebut, tiga saksi dihadirkan antara lain, istri tersangka Ririn Rumaida, istri korban Yayuk Sri Kasiyani dan Kepala Desa (Kades) Sidonganti, Kecamatan Kerek, Ahmad.
Ada tiga saksi yang dihadirkan dalam konferensi kali ini, pertama adalah Ririn Rumaida, Yayuk Sri Kasiyani dan Ahmad, terang Rizki Yanuar dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (28/3/2024).
Pengakuan selingkuh
Di sidang itu, Saksi Ririn Rumaida (istri kades) mengakui pernah melakukan hubungan perselingkuhan dengan korban pada tahun 2019 lalu.
Hubungan antara Saksi dengan korban terjalin dengan intens saat keduanya ikut penjaringan perangkat desa serentak di Kabupaten Tuban.
Bahkan, istri kades itu juga mengaku pernah melakukan hubungan badan selama berselimgkuh dengan korban.
Lama kelamaan, perselingkuhan tercium oleh penipu.
Saksi dan anak-anaknya akhirnya diboyong ke Kalimantan agar tak bertemu dengan sekdes tersebut.
Siapa sangka, usai memboyong istri dan anaknya ke Kalimantan, penipu malah tega membunuh bawahannya tersebut.
“Saat berada di Kalimantan, tersangka akhirnya pulang kampung, tetapi Saksi tidak pernah ikut pulang,” ungkapnya.
Sedangkan, Saksi Yayuk Sri Kasiyani yang merupakan istri sekdes itu tak percaya dengan pengakuan Saksi Ririn Rumaida soal perselingkuhan.
Yayuk yakin istrinya tak mungkin selingkuh dengan istri Kades itu karena masih punya hubungan keluarga.
Bukan selingkuh, Yayuk yakin kematian suami ada dugaan campur tangan dari pihak lain selain pencuri.
Pasalnya, sebelum terjadi pembunuhan, dua pencuri sempat melakukan pertemuan dengan kepala Desa Sidonganti.
Bukan itu saja, Yayuk mengaku suaminya sering mengeluhkan kinerjanya di kantor sebagai sekretaris desa yang tidak dihargai dan diremehkan oleh atasannya.
Mereka yakin kematian korban ada hubungannya dengan pertemuan dua pertemuan dengan Saksi Ahmad, kepala Desa Sidonganti,” terangnya.
Sementara itu, Saksi Ahmad mengaku memang bertemu dengan pencuri pada malam hari sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi.
“Pada waktu itu memang ada pertemuan,” terang Ahmad kepada wartawan.
Namun, ia mengaku bertemu untuk membahas pekerjaan bukan membahas pembunuhan sekdes tersebut.
"Pembicaraan gak ada hubungannya dengan bunuh diri. Hanya ngobrol terkait bisnis pasir," imbuh Ahmad.
Ahmad juga menyampaikan punya hubungan yang baik dengan korban.
Namun, keterangan dan pernyataan Saksi Ahmad dalam penutupan tersebut sempat ditanggapi langsung oleh pemilik Jano.
Bak beda dengan Ahmad, Jano mengaku tidak tahu menahu soal pekerjaan tentang pasir silika atau tambang pasir seperti yang disampaikan oleh Kades Ahmad.
"Tidak membahas pasir silika, saya tidak tahu," terang Jano kepada hakim
Perbedaan ucapan ini akan dikirimkan lebih lanjut oleh majelis hakim.
Dilansir dari Kompas.com, peristiwa pembunuhan sekdes Sidonganti itu terjadi di Jalan Raya Kerek-Montong juga Desa Hargoretno, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.
Awalnya, korban sedang mengendarai motor Nopol S 2182 EAF dari arah selatan ke utara, Selasa 24 Oktober 2024 lalu.
Tak disangka, korban sempat ditabrak dari belakang oleh mobil pikap nopol A 8382 YX oleh karena terjatuh.
Tak selesai sampai di situ, penjahat lalu menghajarnya dengan senjata tajam yang dibawanya dari rumah setelah sang korban jatuh.
Korban pun sempat melarikan diri ke tengah ladang.
Namun penyewa terus mengejarnya dan dibacok hingga pencuri meninggal.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Tribunnewsmaker.com,Kompas.com |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |