Grid.ID - Memasuki periode lalu lintas mudik Lebaran 2024, seluruh Badan Usaha Jalan Tol ("BUJT") yang tergabung dalam Asosiasi Jalan Tol Indonesia ("ATI") menyatakan kesiapannya menyambut masyarakat yang akan melakukan perjalanan, bersilaturahmi merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H.
Ketua ATI, Subakti Syukur, menyampaikan bahwa 1.782 km jalan tol yang beroperasi di Indonesia dalam kondisi mantap dan siap melayani pergerakan masyarakat selama arus mudik dan balik Lebaran.
"Kami memastikan beberapa pekerjaan pemeliharaan di ruas-ruas
tertentu, penambahan prasarana pendukung, telah siap sebelum periode arus mudik Lebaran berjalan. Semua BUJT anggota ATI siap melayani masyarakat pengguna jalan tol di seluruh Indonesia," ujar Subakti.
Mendukung rekayasa lalulintas di beberapa area, ATI juga menyiapkan beberapa ruas tol fungsional.
"Ruas-ruas yang akan difungsionalkan untuk mendukung penanganan arus mudik dan balik Lebaran, kebijakan hari dan waktu fungsionalnya, sepenuhnya mengikuti ketentuan dari team PUPR, Perhubungan, dan Korlantas Polri."
"Mohon para pengguna berhati-hati dan mengikuti petunjuk dari petugas lapangan," lanjut Subakti Syukur.
Subakti menambahkan, koordinasi dengan pemangku-kepentingan telah dilakukan.
Kesiapan sarana dan prasarana infrastruktur jalan tol dikoordinasikan bersama kementerian PUPR.
Pengaturan kebijakan, termasuk rekayasa lalulintas selama penanganan arus mudik dan balik, dikoordinasikan bersama Kementerian Perhubungan.
Hal yang sama dengan Korlantas dan Kewilayahan Polri untuk pengaturan pelaksanaannya di lapangan.
Subakti Syukur mengucapkan terima kasih atas sinergi yang terjalin baik.
"Mudah-mudahan berbagaiskenario penanganan lalulintas akan berjalan baik, dan masyarakat pengguna jalan tol bisa merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H dengan aman, lancar, menyenangkan dan ceria," tandasnya.
Di kesempatan sama, Sekretaris Jenderal ATI, Kris Ade Sudiyono menyampaikan bahwa kondisi jalan tol dipastikan baik, terbebaskan dari kerusakan, lubang dan berbagai pekerjaan perbaikan, memiliki perambuan lengkap, serta marka jalan yang terlihat jelas sehingga memungkinkan dilalui dengan baik.
Semua BUJT mengkonfirmasi untuk memfungsikan dan mensiagakan unit tambahan peralatan transaksi tol, derek, ambulan, kendaraan patroli dan resque, kamera pantau dan traffic management system, serta berbagai peralatan penunjang rekayasa lalulintas lainnya.
Hal sama untuk kesiapan petugas layanan yang akan tersebar membantu melayani para pengguna jalan tol.
Menurut Kris, setidaknya ada 3 (tiga) permasalahan yang umum menyertai event management lalulintas di festival besar seperti Lebaran. Pertama adalah kapasitas infrastruktur khususnya kapasitas jalan dan tempat istirahat.
Rekayasa lalulintas melalui kebijakan one way maupun contra flow disiapkan di jalur tol utama, mengantisipasi pergerakan masif mudik dan balik Lebaran.
Masyarakat diminta menyesuaikan rencana perjalanannya dengan pengaturan jadwal rekayasa lalulintas ini.
Di dalam rest area telah dilakukan penataan jalur lintasan, parking capacity report, himbauan berbagi dengan pembatasan waktu beristirahat, penyiapan paket makanan siap saji dan siap santap yang memungkinkan take away, dan lain-lain.
Kris juga menyarankan pemanfaatan kantor layanan gerbang tol, tempat layanan publik, kantor instansi pemerintah, dan lain-lain, di luar jalan tol sebagai tempat istirahat sementara.
Masyarakat tidak perlu kawatir #IstirahatKeluarTol mengingat perhitungan tarif tol akan berlaku sama, yaitu berdasarkan km-travelled.
Isu kedua adalah tentang perilaku sosial berupa kebiasaan yang diekspresikan di perjalanan mudik dan balik Lebaran.
Menurut Kris, perilaku sosial ini akan mempengaruhi aspek keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan berkendaraan di jalan tol.
Untuk itu terus dikampanyekan (1) Kesiapan berkendaraan: kondisi, kelaikan dan kesiapan kendaraan; kondisi dan kesiapan pengemudi dan penumpang; tidak membawa penumpang dan barang bawaan berlebih; (2) Tertib lalulintas: berkendaaraan di jalurnya; tidak menggunakan dan berhenti di bahu jalan; tidak memutar / pindah lajur di sembarang tempat; berkendaraan sesuai rambu dan panduan petugas; jaga jarak aman dan tidak memacu kecepatanberlebihan. (3) Kesiapan perlengkapan pendukung: periksa kondisi dan tekanan ban, isi/periksa kondisi BBM dan saldo uang elektronik sebelum berada di jaringan jalan tol, beli/persiapkan tiket penyeberangan jauh hari sebelum keberangkatan, periksa kesiapan perlengkapan pribadi di perjalanan.
Akhirnya, keberhasilan manajemen festival event Lebaran juga memerlukan komunikasi publik yang baik.
Berbagai kebijakan, skenario rekayasa lalulintas, serta pengaturan lalulintas
situasional perlu dikomunikasikan ke publik untuk mendapatkan engagement yang kuat dan dilaksanakan secara konsisten di lapangan.
Menurut Kris, efektivitas komunikasi ini memerlukan komunikasi berkelanjutan dalam bentuk policy statement dari political leaders dan pemangku-kepentingan, pemanfaatan semua jaringan media komunikasi publik untuk mensosialisasikan dan mengkampanyekan tema komunikasi publik tersebut, misal: iklan layanan di media cetak, line text di TV broadcast, push text / chat di jaringan operator selular, live report dan broadcast media sosial, VMS / digital signage, media komunitas, jaringan birokrasi, dan lain-lain.
ATI mengkampanyekan #LebaranBijak: #MudikLebihAwal dan #BalikLebihAkhir.
Selain kesiapan sarana dan prasarana jalan tol yang baik, menyiapkan petugas layanan yang akan membantu para pengguna jalan tol, semua BUJT secara aktif mengajak masyarakat untuk mengatur rencana perjalanannya secara bijak, tidak bergerak di waktu dan tempat yang sama, memanfaatkan jalur-jalur alternatif, serta terus mengupayakan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan berlalulintas bersama.
Selain ruas yang dioperasikan funsional, yang dipastikan tidak bertarif, beberapa BUJT anggota ATI juga memberikan potongan tarif tol di ruas-ruas jalan tol utama, seperti ruas Tran-Jawa, ruas Tangerang-Merak, ruas Tran-Sumatera, serta beberapa ruas tol lainnya.
Potongan tarif tol ini bervariasasi antara 10% sampai dengan 20%, berlaku untuk perjalanan menerus (barrier to barrier), dengan jadwal implementasi disesuaikan prediksi distribusi beban lalulintas arus mudik dan balik Lebaran di masing-masing ruasnya.
Kris meminta masyarakat untuk mengikuti informasi yang dikeluarkan oleh operator tol terkait kebijakan pengaturan distribusi lalulintas melalui pemberian potongan tarif tol ini.
Menurut Kris, kampanye #LebaranBijak: #MudikLebihAwal dan #BalikLebihAkhir, akan berjalan efektif jika didukung kebijakan dan dikoordinasikan dengan pemangku-kepentingan lain, seperti: kebijakan cuti bersama dan atau perpanjangannya untuk ASN / TNI / Polri / BUMN / BUMD / Swasta; kebijakan Work From Home (Productive Anywhere) untuk Instansi Pemerintah dan Swasta; konsistensi pembayaran THR dipercepat bagi pekerja pabrik dan buruh (minimum 2 minggu sebelum hari Lebaran); serta distribusi dan pengaturan mudik gratis BUMN dan Pemerintah yang semakin merata jadwal pelaksanaannya.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |