Grid.ID – Jemaah Aolia Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah melaksanakan salat Idulfitri pada Jumat (5/4/2024) lalu.
Hal itu membuat geger, terlebih sang imam masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Pranono atau biasa alias mbah Benu mengaku menelepon Allah SWT untuk menentukan 1 Syawal 1445 H.
Beragam pihak termasuk MUI dan PBNU memberikan komentarnya terkait penyataan mbah Benu yang kadung viral di media sosial.
“Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Taala,” kata mbah Benu.
“Ya Allah kemarin tanggal 4 (April) malam 4, ya Allah ini sudah 29, 1 Syawal kapan,” ujar mbah Benu.
“Allah Taala berucap, tanggal 5 Jumat (Idulfitri).”
“Lah makanya kalau disalahkan orang bagaimana, ya enggak apa-apa urusannya gusti Allah," ucap mbah Benu dalam bahasa Jawa.
Rupanya hal itu menggelitik ustaz Adi Hidayat untuk ikut memberikan pernyataannya melalui akun YouTube, Adi Hidayat Official.
“Ada yang menarik dalam syariat Islam, seluruh tatanan ibadah, seluruh konsep beragama, bersyariat yang disampaikan kepada kita melalui Rasulullah SAW keseluruhannya telah terpaku dengan baik, terpaketkan dengan sempurna, bahkan ditegaskan oleh Allah SWT, dalam Al Quran dengan kesempurnaan yang tidak memerlukan perlengkapan lagi,” kata ustaz Adi Hidayat.
“Bahkan giat kita dari bangun tidur sampai tidur kembali memiliki aturan-aturan yang sangat jelas.”
“Ada ruang-ruang untuk kita berkreasi berekspresi dalam urusan dunia, tapi panduan-panduan yang mengatur itu dan menjadikan itu jadi ibadah terukur dengan sempurna dan teriwayatkan dari mulai penyampai aslinya, jelas, bahkan pencontohnya, Rasullullah SAW, sampai kini 15 abad setelahnya, sampai kapanpun, bahkan sampai kita kembali kepada Allah SWT,” kata ustaz Adi Hidayat.
“Penjagaan terhadap ajaran itu yang selain menunjukkan kebenaran ajaran Islam, mustahil ada satu ajaran yang terjaga dengan sempurna dari kitabnya dan tata cara ibadahnya, dari interaksinya, dari mulai diajarkan pertama melintasi zaman dan tantangan yang berbeda, dan masih sama (ajarannya) mustahil ada karya manusia. Itu menunjukkan kebenaran Islam.”
Saking terpeliharanya, menurut ustaz Adi Hidayat, dalam penentuan Ramadan, Idul Fitri atau Idul Adha, tentu sudah ada tata aturannya.
“Termasuk dalam penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri atau Idul Adha.”
“Masya Allah kita mendapatkan petunjuknya, mendapatkan ajarannya dari dulu sampai kini.Penjagaan riwayat itulah yang disebut dengan Isnad atau Sanad.”
“Sesuatu yang terverifikasi dari mulai penyampai pertama, yang mencontohkan, yang meneladani kita semua yaitu Rasullallah SAW, sosoknya ada, situsnya masih ada, ajarannya masih ada dan terjaga sampai sekarang.”
“Oleh karena itu, hal-hal yang muncul di luar pakem tadi, itu yang disebut sebagai kreativitas yang tidak dibenarkan atau dalam bahasa agama disebut bid’ah, yang dimunculkan hanya kehendak dan keinginan semata di luar pakem yang sudah ditetapkan.”
“Bila ini tidak diatasi, maka setiap orang bisa berkreasi ini versi saya, ini versi Anda.”
“Saya mendapatkan konektivitas dengan Tuhan, saya sudah telepon Allah, nanti besok-besok ada yang mengatakan saya sudah WA dengan Allah, besok ada yang mengatakan saya chat dengan malaikat, ini jadi problem, inilah pentingnya ada batasa, aturan untuk menunjukkan kebenaran.” Kata ustaz Adi Hidayat.
Namun yang diingatkan ustaz Adi Hidayat, janganlah kita mencela, karena apapun yang terjadi pasti atas seizin Allah agar hati kita semakin tersentuh.
“Kita tidak perlu mencela,” kata ustaz Adi Hidayat.
“Kita dijamin oleh UU, betul Pasal 29 (2), negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaanya itu.”
Baca Juga: Apa Tanda-tanda Puasa Ramadan Kita Berhasil? Ini Dia 2 Tandanya Menurut Ustaz
“Namun dalam konteks beribadah dan menghadirkan kepercayaan tentu aturan negara juga presisi untuk itu ada kementerian agama.”
“Jangan sampai saya mengaku Islam tapi nilai-nilai keislaman tidak dipraktikan. Ketika ada yang mengatakan saya ada seorang Muslim, tapi nabinya bukan nabi Muhammad, ini problem, saya seorang Muslim, tapi cara ibadahnya bukan seperti pakem yang diajarkan dalam Islam, ini problem.”
“Boleh jadi kejadian-kejadian yang muncul di sekitar kita diizinkan oleh Allah untuk menyentuh hati kita.”
“Supaya kembali untuk mendalami agama, kembali mencerahkan umar, menyatukan, tidak sibuk pada hal-hal yang tidak terkait langsung pada nilai keagamaan,” kata ustaz Adi Hidayat. (*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Adi Hidayat Official |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |