Grid.ID – Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, Indonesia memiliki sekitar 17,56 ton tumpukan sampah dari 142 kabupaten dan kota. Ternyata, 41,1 persen dari jumlah tersebut adalah sampah makanan (food waste).
Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya mengelola sampah makanan secara bijak.
Meski kelihatan sepele, ternyata sampah makanan yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan.
Di lingkungan rumah, sampah makanan yang tidak dikelola dengan baik akan membusuk dan memicu bau tidak sedap. Alhasil, kenyamanan serta kesehatan keluarga dan orang-orang sekitar terganggu.
Pada lingkup yang lebih luas, sisa makanan yang tidak dikelola dengan baik ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya global warming. Ini karena makanan yang membusuk dapat mengeluarkan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan.
Apabila menghitung nilai ekonominya, menyisakan atau membuang makanan juga bisa menimbulkan kerugian, mulai dari segi proses pengolahan dan pengadaan bahan, hingga sumber air dan energi yang digunakan dalam prosesnya.
Memahami situasi tersebut, Ajinomoto Group bersama Dapur Umami mengembangkan kampanye lingkungan bertajuk “Too Good Too Waste #DiolahMaksimal”. Kampanye ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk memanfaatkan potensi bahan pangan guna mengurangi food waste.
Langkah mengurangi sampah makanan itu dapat dilakukan dengan mudah di dapur rumah. Misalnya, dengan melakukan reduce (mengurangi kebiasaan menyimpan makanan dalam jumlah banyak), repurpose (mengolah sisa makanan yang masih layak untuk dikonsumsi lagi), dan recycle (mengolah sampah makanan menjadi barang bermanfaat, seperti pupuk kompos).
Selain itu, menerapkan hal-hal sederhana di dapur, seperti memastikan persiapan memasak tidak menyisakan banyak sampah bahan makanan, mengetahui cara pengolahan sampah dapur, dan mengetahui cara penyimpanan bahan makanan yang benar, juga dapat mengurangi food waste secara signifikan.
Selain berdampak baik bagi lingkungan, menerapkan pengelolaan sampah makanan yang #DiolahMaksimal juga dapat meningkatkan gaya hidup agar lebih bersih dan sehat.
Upaya untuk menjaga kesehatan dan lingkungan
Sebagai informasi, Ajinomoto Group telah lama berupaya meningkatkan kesadaran gizi, pangan, dan lingkungan di Indonesia. Salah satunya melalui kampanye gizi seimbang dan bijak garam yang sejalan dengan visi perusahaan yang untuk memastikan masyarakat dapat hidup lebih sehat.
Sebagai Health Provider, Ajinomoto Group juga berkomitmen untuk meningkatkan status gizi masyarakat dengan mendorong adopsi pola makan yang bergizi dan seimbang agar mencapai kesehatan yang optimal.
Salah satu media utama untuk menyebarluaskan kampanye Ajinomoto Group tersebut adalah DapurUmami.com, yaitu platform digital yang menyajikan resep-resep berkualitas dan bergizi. Platform tersebut juga memiliki berbagai fitur interaktif yang menarik.
Terkait isu lingkungan, Ajinomoto Group mengambil upaya dengan menerapkan kemasan plastik ramah lingkungan. Beberapa contohnya adalah material mono pada kemasan Sajiku® Tepung Bumbu Menyerap Minyak Lebih Sedikit dan kemasan kertas pada AJI-NO-MOTO® Paper Pack.
Tak hanya itu, dalam proses operasional perusahaan, Ajinomoto Group juga menggunakan boiler berbasis biomassa (biomass boiler) sebagai pengganti batu bara dalam industri. Perusahaan juga menerapkan Rain Harvesting di kawasan pabrik untuk membantu mengurangi penggunaan air selama kegiatan produksi hingga 35 persen.
Untuk mengurangi limbah produksi, Ajinomoto Group pun menerapkan pengolahan limbah cair sampai kualitasnya memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan pemerintah.
Sisa proses produksi juga digunakan sebagai bahan alternatif tambahan untuk nutrisi pakan ternak dalam bentuk Fermented Mother Liquor (FML) dan Pupuk Cair AJIFOL.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |