Grid.ID - Curhatan seorang pencari kerja viral karena diduga datanya telah digunakan oknum HRD untuk transaksi pinjaman online.
Niat hati ingin mencari kerja, pelamar kerja itu justru mendapati data pribadinya digunakan untuk membuat rekening bank.
Awalnya Dewi Rahmawati (25) melamar pekerjaan di sebuah PT di wilayah Bogor pada Februari 2024 lalu.
Melalui laman X, Dewi mengungkapkan kecurigaan kalau datanya telah digunakan untuk transaksi pinjaman online dengan nilai mencapai Rp10 juta.
"Gais hati hati ya, Data aku disalahgunakan sama HRD tempat aku ngelamar kerja. dibuatin akun @BNI sampe ada history transaksi pinjol 10Juta. dan aku baru tau hari ini karena baru buka apk wondr," tulis Dewi Rahmawati melalui akun X @deeewtahmawati seperti dikutip Grid.ID, Senin (8/7/2024).
Dewi baru sadar datanya digunakna untuk membuka rekening bank setelah masuk menggunakan akun wondr.
"Ketika masuk ke akun wondr, aku kaget karena ada Satu akun BNI yang nyangkut atas namaku. Sisa uang di ATM tersebut ada 21.680 Rupiah. dan ketika aku klik ternyata ada riwayat penggunaan transfer dan tarik tunai," sambungnya.
Cuitan Dewi tersebut akhirnya mendapat perhatian publik dan viral.
Melansir TribunnewsBogor, Dewi mengaku sudah lima kali melamar pekerjaan di salah satu PT yang berlokasi di Kota Bogor.
Dewi pun rutin mengirimkan berkas identitasnya ke perusahaan tersebut.
Namun Dewi selalu ditolak dan tak pernah lolos sampai tahap interview.
"Aku udah melamar lebih dari 5x sejak tahun 2019, tapi terakhir saya menaruh lamaran di PT tersebut dibulan februari 2024," kata Dewi kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (7/7/2024).
Singkat cerita, Dewi pun baru-baru ini iseng membuka aplikasi bank.
Alangkah terkejutnya Dewi saat mengetahui datanya dipakai untuk pembukaan rekening salah satu bank pelat merah padahal sebelumnya Dewi mengaku tidak pernah merasa membuka rekening di sana.
Penasaran, Dewi pun mengecek history transaksi di rekening atas namanya tersebut.
Perasaan Dewi kian berkecamuk tatkala menemukan tujuh transaksi mengejutkan di sana.
Dewi menduga ada transaksi uang dari pinjol ke rekening atas namanya tersebut padahal ia tidak merasa pernah menggunakannya.
Jika ditotal, transaksi tersebut mencapai lebih dari Rp10 juta.
Baca Juga: Heboh Kasus Bunuh Diri Diduga karena Pinjol, Bos Adakami Sebut Korban Bukan Nasabahnya
Gusar, Dewi pun melaporkan hal tersebut ke pihak bank BUMN tersebut.
HRD Klarifikasi Minta Damai
Usai viral, pihak HRD dari perusahaan yang ia lamar akhirnya menghubunginya.
Dalam penjelasannya, HRD tersebut justru malah menyebut bahwa ada kesalahpahaman.
HRD itu pun membuat pengakuan yang dinilai tidak masuk akal oleh Dewi.
HRD berinisial L itu mengakui bahwa hal ini adalah keteledoran dirinya.
“Kata dia L maaf ya ini keteledoran saya. Saya salah. Saya harusnya membuatkan ATM untuk Dewi satu lagi. Tapi malah data saya katanya yang masuk ke BNI,” kata Dewi saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Minggu (7/7/2024).
Dewi saat itu pun langsung menimpali L yang saat itu menghubungi via telpon.
Kata Dewi, dirinya merasa aneh bahwa L malah menggunakan data pribadinya.
“Saya konfrontasi kan. Kok bisa sih walaupun nama Dewi banyak, kok data saya yang dipake?. Emang Dewi yang lain lahirnya sama kaya saya?. Terus saya bilang lagi. Ibu katanya teledor, tapi ko bisa tahu lokasi saya dimana dan data saya,” jelasnya.
Dewi pun terus mencecar HRD itu. Ia menanyakan transaksi yang jika ditotal mencapai angka Rp 10 juta.
L malah berkelit, bahwa transaksi itu transkasi yang aman.
“Saya tekenin kan ini transaksi 10 juta transaksi apa? Saya takutnya ini pinjol. Terus kata dia (L) ini bilang transaksinya aman. Ini bukan pinjol kok. Gitu katanya,” tambahnya.
Keanehan pun terus terlihat dari gelagat L saat itu.
L langsung menyuruh untuk Dewi tidak meramaikan hal ini.
L memaksa untuk bertemu dan menyelesaikan dua pihak.
Bahkan, L mengiming-imingi sejumlah uang kepada Dewi jika mau bertemu dengannya.
“Dia bilang juga jangan bawa kasus ini kemana-mana (diramaikan). Saya minta tolong mohon banget supaya jangan dibawa kemana-mana. Kata dia gitu,” ungkapnya.
Dewi pun mengiyakan ajakan L untuk bertemu namun di kantor cabang BNI.
L pun menolaknya dan terus memaksa bertemu di tempat lain.
“Pokoknya saya bilang hari Senin saya mau ke BNI. Dan HRD ini bilang jangan katanya. Jangan pokoknya ke BNI. Ini kesalahan fatal saya katanya,” ujarnya.
HRD itu pun terus melakukan cara agar masalah ini selesai.
Ia pun meminta kakak kandung dari Dewi yang bernama Desi agar membujuk dirinya.
Desi sendiri bekerja sebagai operator di PT tersebut.
“Dia berkali kali bilang ke kakak saya untuk minta rayu saya. Dia bilang kalau kasus ini keluar kasihan ke HRD pada dipecatin. Kakak saya menolaknya kan. Dia malah terus terusan bilang ke kakak saya buat rayu saya,” ucapnya.
Dewi pun semakin yakin bahwa data pribadinya ini memang disalahgunakan oleh HRD.
“Kalau misal dibilang tagihan sama sekali gak ada. Ditakutkannya juga kan dia money laundry atau apa. Penipuan juga bisa tapi ini atas nama saya kan. Saya takutnya di situ,” ucapnya.
Baca Juga: Gaji 5 Bulan Tak Dibayar, Sejumlah Perangkat Desa di Banten Terjerat Pinjol
Dewi pun bersikeras melanjutkan permasalahan ini bahkan sampai ke ranah kepolisian.
“Semalam sudah mengumpulkan data dan ngumpulin transaksi dan print semua chat dan bukti rekaman itu. Semalam saya sudah pelaporan (polisi). Tapi pihak polisi belum ada kelanjutan karena belum ada dari ihak BNI-nya,” ujarnya.
(*)
Ingat Anak, Denny Sumargo Nangis Bombay Nonton 2nd Miracle In Cell No.7: Anak Gue Cewek
Source | : | TribunBogor.com,TribunJatim |
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |