Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID - Inara Rusli ternyata pernah mengalami kekerasan dari sang ibunda sejak masih kecil.
Dampaknya, Inara sempat merasa begitu terluka dan mengalami trauma yang berat.
Mantan istri Virgoun ini mengaku bahwa setelah orangtuanya bercerai, Inara harus diasuh oleh sang ibu.
Inara memang tak menceritakan secara detail kekerasan yang ia dapatkan dari ibunya.
Namun, selama hidup bersama, ia mengaku selalu mendapatkan perlakuan yang berbeda dari ibunya.
Karena itu Inara selalu mempertanyakan apakah dirinya benar-benar anak kandung atau bukan.
Perasaan tak dianggap itu mulai ia rasakan sejak usia 7 tahun dan berlanjut hingga dirinya remaja.
"Aku nggak bisa menceritakan secara detail traumanya seperti apa. Yang jelas ya ada beberapa abuse lah yang aku alami," kata Inara dalam acara Hari Menjadi Manusia di Kuningan City, Jakarta Selatan, Sabtu (27/7/2024).
"Jadi aku merasa kayak aku tidak diperlakukan selayaknya seorang anak gitu dan itu membuat aku sebagai seorang anak mempertanyakan value diri aku dan mempertanyakan diri aku sendiri. Apakah aku ini diinginkan atau tidak? Apakah aku ini seorang anak kandung atau bukan?" jelasnya.
Begitu menginjak usia 15 tahun, ibu tiga anak ini memutuskan untuk pindah dan tinggal bersama sang ayah.
Baca Juga: Akhirnya Terjawab, Inara Rusli Ungkap Alasan Dulunya Mau Menikah dengan Virgoun
Karena begitu trauma dan terluka, Inara pun langsung memutus kontak dengan ibunya selama dua tahun.
Hal ini sengaja dilakukan Inara untuk melindungi dirinya sendiri dari luka yang takutnya semakin dalam lagi.
"Jadi ketika aku pindah ke tempat Papi, aku sempat 2 tahun tidak menghubungi ibu aku," ujar Inara.
"Bukan marah. Aku melindungi diri aku. Karena seberat itu trauma yang aku alami," lanjutnya.
Untungnya, kehidupan Inara mulai membaik saat ia tinggal bersama sang ayah.
Ayahnya merupakan sosok yang sangat diidolakan Inara karena mampu melindungi dan menyayanginya.
Sayangnya, baru tiga tahun tinggal bersama, Inara harus merelakan ayahnya pergi untuk selama-lamanya.
"Kemudian aku pindah ke Papi, aku merasa ada orang, ada sosok yang bisa melindungi aku. Dan nggak lama setelah itu 3 tahun aku bersama beliau, beliau wafat," ungkapnya.
"Itu adalah patah hati aku yang mungkin yang kedua. Karena aku merasa sosok pelindung ini, figur ayah yang bener-bener aku idolakan ini hilang," timpalnya dengan mata berkaca-kaca.
(*)
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ayu Wulansari K |