Grid.ID – Tes genomic mulai menjadi tren di dunia kesehatan.
Tes genomic yang dilakukan cukup dengan swab tersebut memberikan hasil yang signifikan dan membantu seseorang untuk mengetahui lebih dalam bagaimana karakteristiknya.
Goals akhirnya adalah seseorang bisa mendapatkan pengobatan yang tepat atau precision medicine.
Nah, tes genomic ini merupakan proses analisis DNA untuk mengidentifikasi variasi genetic.
Baca Juga: Selebgram Mukbang Tewas Usai 10 Jam Tak Berhenti Makan, Dokter Ngeri Lihat Kondisi Perutnya
Dari hasil tersebut, pasien akan mendapatkan banyak informasi tentang dirinya.
Informasi tersebut antara lain, seputar kesehatan risiko penyakit di kemudian hari, bakat seseorang, sifat, pola diet yang cocok, olahraga yang sesuai dengan genetic pasien, hingga kondisi kesehatan mental.
Tes genomic dilakukan sekali seumur hidup. Ada 360 hasil laporan dari tes genomic.
Ratusan tersebut diklasifikasikan menjadi 19 kategori.
Belasan kategori itu antara lain, Integumentary System, Skeletal System, Nervous System, Visual System, Lymphoid System & Immunity, Respiratory System, Female Reproductive System, Sport Genomics, Behavioral Genetics, Personality, Cognitive Hereditary, Nutrition, Circulation System, Diet, Digestive, Endocrine System, Urinary, Mental Health Condition, dan Male Reproductive System.
Pemeriksaan genomics ini tidak ada batasan usia.
Sebelum tes, pasien akan diminta untuk puasa makan dan minum, kecuali air putih 60 menit sebelum melakukan tes 360 DNA.
Tingkat akurasi hasil pemeriksaan DNA lebih dari 98,5 persen.
“Dari tes genomics ini, pasien akan memahami bagaimana gen memengaruhi pemilihan nutrisi dan kebugaran melalui nutrigenomik dan sportgenomik,” jelas dr Christina Rusli SpGK – spesialis gizi klinis National Hospital, Surabaya.
Selain itu, informasi genetic yang diperoleh dari pemeriksaan dapat digunakan untuk personalisasi pengobatan.
Baca Juga: Lirik Lagu Baru dari Yovie Widianto feat Lyodra, Terlalu Cinta, Relate dengan Kisahmu?
Dengan memahami bagaimana seseorang bakal merespons terhadap suatu obat, maka demikian dokter dapat memilih pengobatan yang paling efektif.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |