Grid.ID - Kasus perundungan atau bullying di kalangan program pendidikan dokter spesialis (PPDS) masih terus jadi sorotan.
Kasus ini sempat begitu menghebohkan lantaran telah merenggut nyawa salah satu mahasiswi PPDS Undip.
Setelah ditelusuri kasus bullying tersebut rupanya sudah "lazim" dilakukan oleh para senior PPDS diberbagai kampus ternama.
Menanggapi kasus ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini membuat gebrakan baru.
Kini Kemenkes mewajibkan setiap grup WA dan Telegram PPDS harus terdaftar secara resmi di RS agar bisa dipantau.
Melansir Kompas.com, Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor TK 02.04/D/45679/2024 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Azhar Jaya pada 25 Oktober 2024.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Aji Muhawarman mengonfirmasi hal tersebut.
"Betul, itu bagian dari upaya untuk mencegah dan kontrol perlindungan PPDS," kata Aji.
Aji menjelaskan, grup komunikasi yang didaftarkan, terkait dengan kegiatan PPDS, baik berupa broadcast informasi, arahan, perintah, koordinasi jaga, maupun koordinasi pengelolaan pasisen.
Grup-grup seperti WhatsApp dan Telegram jadi sasaran utama yang akan dipantau oleh Kemenkes.
Namun, Aji memastikan Kemenkes tidak akan mengganggu ranah privat tenaga pendidik.
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban
Source | : | Kompas.com,Antaranews |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |