Grid.ID – Jumlah pemegang aset kripto di seluruh dunia terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Menurut data, pada akhir 2023, mata uang digital ini telah dimiliki oleh lebih dari 580 juta orang dan diperkirakan akan terus bertambah.
Dari sekian banyaknya aset kripto, Ethereum menjadi salah satu aset digital dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni lebih dari Rp 5 kuadriliun.
Angka ini membuktikan bahwa investor mempercayai ekosistem Ethereum tidak hanya sekedar mata uang digital, tetapi juga fondasi atau jaringan utama dari berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Setelah periode halving Bitcoin yang pada April 2024, banyak investor mempercayai bahwa harga Ethereum (ETH) bisa terus berkembang karena berbagai katalis positif.
Berikut lima katalis positif yang berpotensi memicu kenaikan harga Ethereum di masa depan!
Salah satu tantangan di ekosistem Ethereum adalah biaya gas yang tinggi dan keterbatasan skalabilitas.
Untuk mengatasi masalah ini, teknologi layer 2 seperti Optimism dan Arbitrium telah dikembangkan untuk membuat transaksi lebih cepat dengan biaya lebih rendah.
Teknologi layer 2 bekerja di atas jaringan utama Ethereum dan membantu meredakan kemacetan transaksi.
Baca Juga: Tanggal 22 Mei Diperingati Sebagai Bitcoin Pizza Day, Apa Itu?
Adopsi layer 2 dapat menarik lebih banyak pengguna ke ekosistem Ethereum karena memberikan pengalaman transaksi yang lebih efisien
Jika solusi ini terus diadopsi oleh aplikasi DeFi dan NFT maka permintaan terhadap Ethereum sebagai bahan bakar transaksi dapat meningkat signifikan, yang berpotensi memicu kenaikan harga.
Adopsi Ethereum oleh lembaga keuangan besar semakin terlihat dari tahun ke tahun.
Bank dan perusahaan investasi mulai mempertimbangkan Ethereum tidak hanya sebagai aset spekulatif tetapi juga sebagai infrastruktur untuk kontrak pintar dan pembayaran.
Beberapa institusi keuangan juga mulai meluncurkan produk keuangan berbasis Ethereum seperti exchange-traded funds (ETF) dan kontrak berjangka.
Jika tren adopsi institusional ini berlanjut, harga Ethereum dapat terdorong naik karena meningkatnya likuiditas dan kepercayaan dari investor institusional.
Adanya partisipasi lembaga keuangan juga memberikan validasi bagi Ethereum sebagai aset yang aman dan bernilai tinggi di masa depan.
Pembaruan Ethereum 2.0 yang dimulai dengan transisi dari Proof of Work (PoW) ke Proof of Stake (PoS) pada tahun 2022 juga menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah jaringan ini.
Dengan model staking, pengguna dapat mengunci Ethereum mereka sebagai validator dan mendapatkan imbalan.
Hal ini tidak hanya meningkatkan keamanan jaringan tetapi juga menciptakan penawaran Ethereum yang lebih terbatas karena banyak Ethereum yang terkunci dalam kontrak staking.
Jika lebih banyak pengguna dan institusi mulai berpartisipasi dalam staking maka penurunan pasokan yang beredar dapat terjadi.
Kondisi ini akan menciptakan tekanan permintaan yang tinggi, sehingga dapat berpengaruh positif pada harga Ethereum.
Ethereum adalah “rumah” bagi sebagian besar proyek keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan pasar NFT terbesar.
Banyak platform seperti Uniswap, Aave, dan OpenSea bergantung pada Ethereum untuk beroperasi.
Semakin banyaknya proyek baru yang muncul di sektor ini akan semakin meningkatkan aktivitas jaringan dan permintaan ETH sebagai biaya transaksi.
Founder Ethereum Vitalik Buterin mengatakan bahwa mereka ingin mempermudah siapa saja dalam mengadopsi sistem keuangan terdesentralisasi, tanpa ada batasan ruang dan status.
“Kami sungguh-sungguh percaya bahwa akses Anda terhadap keuangan dan stabilitas keuangan tidak boleh bergantung pada lokasi, tempat asal, agama, atau ras Anda saat ini,” ujar Vitalik.
Dengan inovasi berkelanjutan di sektor DeFi dan NFT, potensi pertumbuhan Ethereum masih sangat luas. Hal itu tentu membawa potensi keuntungan bagi para investor Ethereum.
Sejak mekanisme EIP-1559 diterapkan pada 2021, sebagian biaya transaksi di Ethereum dihapus permanen dari sirkulasi. Langkah ini menciptakan efek deflasi, terutama saat aktivitas jaringan tinggi.
Semakin banyak transaksi, semakin banyak pula Ethereum yang dibakar dan secara bertahap mengurangi total pasokan.
Jika aktivitas jaringan terus meningkat dan lebih banyak ETH dibakar, harga dapat terdorong naik karena pasokan yang berkurang. Kombinasi pembakaran dan staking ini memberi Ethereum potensi kelangkaan yang menarik bagi investor.
Katalis-katalis ini memberi gambaran jelas tentang potensi kenaikan harga Ethereum ke depan.
Baca Juga: Keren! Brandon Salim Ternyata Berteman dengan Anak David Beckham, Rupanya Berawal dari Hal Ini
Teknologi Layer 2 meningkatkan skalabilitas dan efisiensi, sementara adopsi institusional memperkuat posisi Ethereum sebagai aset investasi yang sah.
Pembaruan Ethereum 2.0 dengan staking, ekspansi DeFi dan NFT, serta mekanisme pembakaran melalui EIP-1559 semakin memperkokoh fondasi jaringan ini.
Jika semua faktor ini berkembang sesuai harapan, Ethereum memiliki peluang besar untuk mencatat kenaikan harga yang signifikan di masa mendatang. Dengan terus berkembangnya ekosistem Ethereum, investor bisa mengharapkan lebih banyak inovasi dan peluang investasi yang muncul di dalamnya.
Bagi Anda yang percaya akan potensi Ethereum dan ingin membeli aset tersebut, Anda bisa membeli aset ini melalui Tokocrypto yang berada dibawah naungan Binance.
Tokocrypto sudah teregulasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), sehingga operasionalnya diawasi dan dijamin sesuai dengan standar keamanan serta kepatuhan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
Jadi, pastikan Anda memiliki aset Ethereum melalui Tokocrypto! Namun, sebelum berinvestasi, pastikan kamu mempelajari terlebih dahulu instrumen investasi ini, ya.
Heboh, YouTuber Asal Thailand Ini Nyamar di Indonesia, Ternyata Nipu hingga Rp 931 M dan Pengin Jadi Idol Kpop, Begini Akhirnya
Penulis | : | Yasmin FE |
Editor | : | Sheila Respati |