Grid.ID – Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu kondisi medis yang bisa berbahaya, terutama bagi ibu hamil dan janin. Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius. Ibu dan janin dapat terancam keselamatannya.
Adapun hipertensi selama masa kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal dan fisik dalam tubuh ibu. Karena berbahaya, suami dan anggota keluarga perlu waspada, serta memahami dan mendukung ibu hamil dalam mengelola tekanan darah.
Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Mojokerto dalam situs pafikabupatemojokerto.org, hipertensi pada ibu hamil dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yakni hipertensi gestasional, preeklampsia, dan eklampsia.
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang terjadi hanya selama kehamilan, sementara preeklampsia dan eklampsia adalah kondisi lebih serius yang dapat mengancam nyawa.
Preeklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine. Sementara itu, eklampsia adalah kondisi hipertensi lebih parah yang dapat menyebabkan kejang.
Salah satu bahaya utama hipertensi selama kehamilan adalah risiko bagi perkembangan janin. Tekanan darah tinggi dapat mengurangi aliran darah ke plasenta yang berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen kepada janin.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan risiko kelahiran prematur meningkat. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, hipertensi dapat menyebabkan keguguran atau kematian janin di dalam kandungan (still birth).
Sedangkan bagi ibu hamil, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti masalah ginjal, kerusakan hati, dan bahkan stroke. Ibu hamil dengan hipertensi yang tidak terkontrol juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi selama persalinan.
Itu adalah alasan pentingnya suami dan keluarga untuk selalu siaga memantau tekanan darah ibu hamil. Segera cari bantuan medis jika ada gejala yang mencurigakan, seperti sakit kepala parah, penglihatan kabur, atau pembengkakan di tangan dan kaki.
Cara suami menjaga tekanan darah ibu hamil
Peran aktif suami dalam menjaga kestabilan tekanan darah ibu hamil dapat dilakukan dengan mendukung pola hidup sehat. Upaya ini termasuk mendorong ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi yang rendah garam, berolahraga ringan, dan menghindari stres.
Dukungan emosional dari suami juga sangat penting untuk membantu ibu mengatasi kecemasan dan stres yang mungkin dihadapi selama kehamilan.
Suami sebaiknya juga memperhatikan jadwal pemeriksaan kesehatan ibu hamilsecara rutin. Pemeriksaan kesehatan dapat membantu ibu hamil memantau tekanan darah dan mendeteksi hipertensi sedini mungkin.
Jika terdiagnosis hipertensi, dokter mungkin akan memberikan obat antihipertensi yang aman untuk digunakan selama kehamilan.
Secara keseluruhan, hipertensi pada ibu hamil adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Dengan pemahaman dan kesadaran yang baik tentang bahaya hipertensi dari ibu hamil, suami, dan keluarga, diharapkan kehamilan menjadi sehat dan aman. Janin pun terjaga kesehatannya.
Penulis | : | ADV PI |
Editor | : | Sheila Respati |