Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani
Grid.ID - Kondisi usai erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengubah perkampungan jadi memutih karena abu.
Diketahui Gunung Lewotobi meletus pada Minggu (3/11/2024).
Otoritas kegunungapian (PVMBG) kini telah menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari memberikan imbauan.
Ia menghimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 km dari pusat erupsi.
"Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki serta sektoral 7 km pada arah Utara-Timur Laut 7 Km pada sektor Timur Laut," jelasnya, dikutip dari Kompas.com.
Selain itu ia juga meminta agar para masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah.
Erupsi Gunung Lewotobi mengakibatkan kondisi di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT diselimuti abu vulkanik.
Selain itu, muncul lubang besar di Desa Klantanlo yang merupakan dampak dari erupsi yang terjadi.
Melansir dari Tribunnews, seorang warga bernama Korli Kolin (49) yang merupakan salah satu korban terdampak asal Desa Hokeng Jaya mengatakan dasar lubang yang terbentuk masih mengeluarkan asap panas dari dalam dasarnya.
"Di dalam masih panas. Kemarin (Senin, 4 November) itu asap ngepul dari dalam. Ini pasti batu panas yang dilontarkan gunung," ujarnya.
Meskipun material panas tak menghantam rumahnya, namun Korli mengungkap terdapat sejumlah rumah di lokais lain yang mengalami kerusakan parah.
"Ada yang di pinggir jalan, sebagian aspal rusak parah," jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan jika erupsi yang terjadi kali ini menjadi letusan terbesar setelah peristiwa di Desember 2023 lalu.
"Kami sudah mengungsi ke Desa Bokang di Kecamatan Titehena. Pagi kami datang lihat rumah dan ternak, siang pergi lagi," ungkap Korli.
Kondisi lain di pemukiman warga Hokeng masih terttutupi oleh abu vulkanik.
Atap warga hingga jalanan semua tertutupi abu vulkanik berwarna putih.
(*)
Source | : | tribunnews,Kompas.com |
Penulis | : | Ines Noviadzani |
Editor | : | Nesiana |