Grid.ID - Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Borneo Nature Foundation (BNF) mendatangkan Nurdin Razak, pakar ekowisata, akademisi, praktisi sekaligus photographer alam liar memberi pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat di kawasan penyangga Taman Nasional. Berikut laporan Gandhi Wasono, yang pada 13 – 27 November 2024 mengikuti kegiatan di kelompok masyarakat Dayak Katingan tersebut.
Sambil duduk lesehan di ruang tamu homestay milik Neliyani, hadir sebanyakk 20 orang yang terdiri dari bapak dan ibu warga desa Karuing, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Palangkaraya. Mereka serius mendengarkan paparan Nurdin Razak, tentang tata cara mengelola potensi desa agar wisatawan khususnya asing mau datang berwisata di desa wilayahnya.
“Karuing ini desa sangat indah, nyaris sempurna. Suasana alamnya cantik, ditambah flora dan fauna nya melimpah. Daerah lain belum tentu memiliki kekayaan alam seperti ini. Sayang kalau tidak dikelola dengan baik, karena desa ini bisa mendatangkan peghasilan besar bagi penduduk desa,” kata Nurdin memotivasi masyarakat desa Karuing, desa penyangga Taman Nasional Sebangau, dua pekan lalu.
Sebelumnya sudah terselengara pelatihan ecoprint untuk perempuan desa oleh Zakiyah Handayani, tenaga ahli ecoprint dari Sidoarjo, Jawa Timur.
Namun lanjut Nurdin, untuk bisa mendatangkan wisatawan ke desa Karuing tentu ada caranya. Karena wisatawan tidak akan bisa datang begitu saja. Cara tersebut diantaranya bagaimana kesiapan warga menyediakan penginapan yang nyaman untuk turis, kemampuan guide ketika memandu turis dan sebagainya.
Yang diinginkan turis, lanjut Nurdin, bukan fasilitas mewah seperti hotel di kota-kota besar, tetapi sesuatu yang natural sesuai kekhasan daerah yang disinggahi. “Yang penting bersih. Soal kemewahan wisatawan asing sudah bosan, karena sudah dia dapat di negaranya,” tegas pakar ekoswisata yang juga seorang akademisi tersebut.
Ia memberi contoh, “Misalnya homestay di Karuing lantainya yang terbuat dari kayu ulin tidak perlu lagi dilapisi denga plastik agar terlihat bagus. Justru lantai kayu ulin yang berwarna gelap mengkilap biarkan saja secara alami karena itu bagian dari kekhasan daerah ini. Justru bagi orang asing lantai kayu itu jauh lebih istimewa dari lantai lapisan plastik.”
Nurdin yang juga seorang photographer alam liar (wild life photographer) menguraikan selain memiliki alam yang indah ada lagi modal besar yang sudah dimiliki oleh masyarakat Karuing yakni sifat keramahan pada pendatang baru. Sikap itu bukan hanya dimiliki orang dewasa saja tetapi juga terlihat sampai anak-anak.
“Keramahtamahan atau hospitality dalam dunia pariwisata adalah modal utama jika ingin daerahnya dikunjungi wisatawan,” puji Nurdin yang juga sebagai praktisi ekowisata, pemilik Baloeran Ecolodge.
Hal lain yang memungkinkan Karuing bisa mendatangkan wisatawan karena untuk menuju desa ini transportasi relatif mudah dan dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Jarak Palangkaraya sampai ke Karuing sekitar 150 kilometer. Palangkaraya sebagai ibukota bandaranya sudah tersambung secara langsung dengan kota-kota besar lainnya.
“Andaikata saya tinggal di Karuing dalam satu atau dua tahun saya sudah pasti kaya raya,” kelakar Nurdin yang memiliki relasi kuat dengan wisatawann di Eropa tersebut.
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Nira Emily |