Grid.id - Vape atau rokok elektrik seringkali menjadi salah satu pilihan bagi para perokok konvensional.
Vape dianggap lebih sehat dan lebih aman dibandingkan rokok biasa. Namun, benarkah demikian?
Melansir dari Kompas.com, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanti, SpP(K) mengatakan bahwa baik rokok maupun vape sama-sama berisiko untuk kesehatan.
Dokter Agus menjelaskan bahwa meskipun tidak mengandung tar, vape mengandung banyak bahan kimia yang berpotensi membahayakan paru-paru.
Di antaranya ialah karsinogen, nikotin serta bahan-bahan lain.
"Jadi tidak benar kalau rokok elektronik lebih aman karena mereka sama-sama ada kandungan ini, meskipun tidak mengandung tar ternyata rokok elektronik itu ada bahan karsinogen," ujar dokter Agus.
Selain itu, vape juga bisa menyebabkan ketagihan dan beragam penyakit mematikan.
Sebut saja bronkitis, PPOK, pneumonia, kanker paru-paru dan juga pneumonitis.
"Oleh karena itu kalau kita lihat secara keseluruhan dampaknya (vape) pada paru mulai dari iritasi, gejala pernapasan, bronkitis, asma, PPOK, pneumonia, paru-paru bocor, kanker paru, pneumonitis, dan Evali karena akut menyebabkan sesak napas tiba-tiba," lanjut dokter Agus.
Dokter Agus kemudian menceritakan perihal pasien yang pernah ditanganinya di tahun 2019.
Saat itu, seorang laki-laki berusia 23 tahun mendadak mengalami sesak napas selama 3 hari.
Steven Wongso Jadi Mualaf, Ustaz Felix Siauw Ungkap sang Konten Kreator Sudah Paham Salat Sejak Masih Nonis
Source | : | medical news today,kompas |
Penulis | : | Irene Cynthia |
Editor | : | Irene Cynthia |