Grid.ID - Ramai istilah lavender marriage disebut-sebut diberbagai media sosial.
Dikutip dari marriage.com, lavender marriage merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pernikahan pria dan wanita, dimana cinta biasanya tidak menjadi alasan utama terjadinya pernikahan.
Biasanya, salah satu atau kedua pasangan dalam pernikahan tersebut merupakan homoseksual ataupun biseksual.
Kata 'lavender' digunakan karena warna ungu yang dimiliki merupakan campuran dari warna biru dan pink, dua warna yang kerap digunakan sebagai simbol pria dan wanita.
Lavender marriage menjadi sangat umum dilakukan ketika golongan masyarakat tertentu memiliki toleransi yang sangat rendah terhadap LGBTQ+.
Sehingga, lavender marriage dipilih menjadi solusi untuk menghindari stigma dan persepsi publik yang buruk.
Walau terdengar sebagai solusi yang tepat untuk pasangan yang melakukannya, lavender marriage tetap memiliki beberapa potensi dampak yang harus diketahui.
Sama seperti pernikahan pada umumnya, lavender marriage juga memiliki beberapa potensi masalah yang dapat timbul karena berbagai alasan.
Masih dilansir dari marriage.com, berikut lima potensi jangka panjang dari lavender marriage:
1. Adanya Tekanan Emosional
Individu yang berada dalam lavender marriage terkadang kesulitan dengan persona publik dan kebenaran diri sendiri.
Source | : | marriage.com |
Penulis | : | Marsha Ayu |
Editor | : | Marsha Ayu |