Grid.ID - Fenomena layanan Buy Now, Pay Later (BNPL) atau PayLater semakin populer di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.
Mengutip Kontan.co.id, Rabu (12/2/2025), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa total pembiayaan BNPL oleh perusahaan multifinance mencapai Rp 6,82 triliun per Desember 2024, meningkat 37,6% secara tahunan (YoY).
Menurut Perencana Keuangan Mike Rini, lonjakan penggunaan BNPL ini memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan finansial penggunanya.
Di satu sisi, BNPL memberikan kemudahan dalam berbelanja tanpa perlu membayar di muka, yang bermanfaat untuk kebutuhan mendesak.
Namun, kemudahan ini juga dapat menyebabkan pengguna menghabiskan lebih dari yang mampu mereka bayar, sehingga menimbulkan utang berlebih.
Jika tidak dikelola dengan baik, keterlambatan pembayaran dan penumpukan utang dapat berdampak buruk pada kondisi keuangan pengguna.
Selain itu, peningkatan penggunaan BNPL juga dapat memicu kredit macet, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Banyak pengguna, khususnya Generasi Z dan Milenial, yang terbiasa dengan transaksi digital, tetapi kurang memahami pengelolaan utang dengan baik.
Strategi Mencegah Kecanduan PayLater
Untuk menghindari kecanduan dalam menggunakan layanan BNPL, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Buat Anggaran
Menyusun anggaran bulanan yang jelas akan membantu dalam memahami batasan keuangan dan menghindari pengeluaran berlebihan.
Bobon Santoso Singgung soal Kejanggalan Ini Usai Rendang Willie Salim Hilang di Palembang
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |