Kim Sae Ron Tinggalkan Hutang Kepada Pihak Agensi, Totalnya Miliaran!

Grid.ID - Kabar duka cita datang dari dunia hiburan Korea Selatan. Ya, aktris Kim Sae Ron ditemukan meninggal dunia di kediamannya.

Pada 18 Februari, terungkap bahwa mendiang aktris Kim Sae Ron, yang meninggal dunia secara tragis pada 16 Februari, bahkan pihak kepolisian pun menyatakan bahwa sang aktris melakukan tindakan bunuh diri.

Rupanya, selama ini Sae Ron terlilit hutang yang sangat besar, yakni 700 juta KRW atau Rp 8 miliar kepada mantan agensinya, Gold Medalist. Utang ini berasal dari denda dan pembayaran kompensasi terkait kecelakaan saat mengemudi dalam keadaan mabuk yang disebabkannya pada Mei 2022.

Dilansir dari Allkpop pada Rabu (19/2/2025), Kim Sae Ron menabrak trafo saat mengemudi dalam keadaan mabuk, menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran yang memengaruhi bisnis lokal. Insiden itu menyebabkan klaim kompensasi yang sangat besar.

Selain itu, Kim Sae Ron menghadapi hukuman yang signifikan karena melanggar perjanjian kontrak iklan dan dramanya.

Menurut sumber di industri hiburan, Kim Sae Ron telah meminta lebih banyak waktu dari agensinya, dengan alasan kesulitan keuangan dan berjanji untuk membayar utang secara penuh. Namun, dia tidak dapat memenuhi janjinya sebelum kematiannya.

Pada bulan Desember 2022, setelah kontraknya dengan Gold Medalist berakhir, Kim Sae Ron dilaporkan berjanji untuk membayar utang sebesar 700 juta KRW ($532.000). Namun, dengan kariernya yang menurun dan citra publiknya yang rusak parah, dia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya.

Baca Juga: Ayah Kim Sae Ron Bongkar Penyebab Putrinya Tekanan Batin, Ternyata Ulah Seorang YouTuber?

Aktris tersebut terpaksa bekerja paruh waktu di kafe dan sekolah akting, hampir tidak mampu mengelola pengeluaran sehari-harinya, apalagi membayar utangnya.

Karena pembayaran utangnya terus tertunda, Gold Medalist mengirimkan surat perintah hukum yang menuntut pembayaran kembali uang yang menjadi utangnya. Mengingat bahwa dana perusahaan dipinjamkan kepadanya, kegagalan membayar utang berpotensi dianggap sebagai pelanggaran kewajiban fidusia. Klaim lembaga untuk pembayaran kembali masih belum terselesaikan.

(*)

PROMOTED CONTENT