Grid.ID - Berikut profil Hasan Nasbi, jubir Prabowo yang namanya viral usai tanggapi kiriman kepala babi ke Tempo.
Hasan Nasbi sempat memberikan komentarnya terkait ancaman teror berupa kepala babi yang diterima oleh Francisca Christy Rosana, jurnalis sekaligus pembawa acara Bocor Alus Politik, Tempo. Saat itu, Hasan menanggapi kejadian tersebut dengan pernyataan santai, bahkan menyarankan agar kepala babi itu dimasak saja.
"Sudah dimasak saja, dimasak saja," kata Hasan Nasbi kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025), dilansir dari Tribunnews.com.
Menurut Hasan, kiriman kepala babi itu bukan sebuah ancaman serius bagi Francisca. Ia menilai hal tersebut dari cara Francisca meresponsnya di media sosial.
"Enggaklah, saya lihat ya, saya lihat dari media sosialnya Francisca yang wartawan Tempo, itu dia justru minta dikirimin daging babi. Artinya, dia enggak terancam kan. Buktinya dia bisa bercanda. Kirimin daging babi," jelas Hasan.
Menurut Koalisi Masyarakat Sipil, pernyataan Hasan Nasbi yang seolah menyuruh 'memasak kepala babi' yang tergeletak di jalan itu, selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers.
"Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden," kata Al Araf dari Centra Initiative dalam keterangannya kepada Tribunnews.
Profil Hasan Nasbi
Melansir dari Kompas.com, Hasan Nasbi adalah seorang analis dan konsultan politik yang berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat. Pria kelahiran 1979 ini memiliki garis keturunan dari seorang tokoh intelektual dan ulama terkemuka di Indonesia, yakni mendiang Buya Syafii Maarif.
Dalam perjalanan pendidikannya, Hasan menempuh pendidikan di SMA 2 Bukittinggi, sebelum kemudian melanjutkan studi ke Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI). Selain itu, ia juga sempat bekerja sebagai wartawan pada periode 2005-2006.
Karier Hasan Nasbi di Dunia Politik
Pada 2006-2008, Hasan bergabung sebagai peneliti di Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia. Setelah itu, ia mendirikan lembaga survei Cyrus Network, yang berperan dalam berbagai kajian dan strategi politik di Indonesia.
Namanya semakin dikenal luas saat menjadi konsultan politik bagi Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Berkat strateginya, pasangan Jokowi-Ahok berhasil memenangkan pemilihan dan menduduki kursi Gubernur serta Wakil Gubernur Jakarta.
Baca Juga: Teror Lagi, Tempo Dapat Kiriman 6 Bangkai Tikus, Diduga Paket Dilempar dari Luar
Pada 2017, Hasan kembali menjadi sorotan karena perannya sebagai penggagas Teman Ahok, sebuah organisasi relawan yang mendukung Ahok maju dalam Pilkada Jakarta 2017 secara independen. Ia juga berkontribusi sebagai salah satu penyandang dana awal bagi organisasi tersebut.
Namun, Hasan menegaskan bahwa dana yang disumbangkannya bersumber dari uang pribadinya, bukan dari lembaga survei yang ia dirikan, Cyrus Network.
Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hasan Nasbi menegaskan bahwa ucapannya soal kepala babi yang dikirim ke redaksi Tempo bukanlah bentuk meremehkan kebebasan pers. Menurutnya, pernyataan tersebut justru ditujukan untuk mengecilkan tindakan pelaku teror.
"Jadi, saya bukan mengecilkan kebebasan pers, tapi justru kita harus mengecilkan si peneror," ungkap Hasan kepada Kompas,com, Sabtu (22/3/2025).
Hasan menjelaskan bahwa dengan merespons teror secara santai, pelaku tidak akan berhasil mencapai tujuannya, yaitu menyebarkan ketakutan.
"Menurut saya, kalau benar dimasak, bisa jedot-jedotin kepala itu si peneror. Gagal deh, kata dia, begitu kan," lanjut Hasan.
Pernyataan tersebut sejalan dengan reaksi salah satu jurnalis perempuan Tempo, Francisca Christy Rosana, yang menanggapi teror kepala babi dengan candaan.
Melalui akun X, Francisca menulis:
"Lain kali ngirim jangan kepala babi, daging babi gitu lho yg enak. Mana telinganya sudah ga ada," tulis Cica, sapaan akrabnya.
Menurut Hasan, Fransisca sudah menyikapi teror ini dengan benar.
"Saya tuh jarang lho setuju sama Tempo. Tapi kali ini saya setuju dengan cara Francisca merespons teror itu. Supaya yang meneror itu kehabisan akal dan stres karena KPI-nya enggak kesampaian," ujar Hasan.
Ia juga menegaskan pentingnya pengusutan kasus ini oleh pihak kepolisian agar motif di balik aksi teror tersebut dapat terungkap, sehingga tidak menimbulkan spekulasi di masyarakat.
(*)
Pamit Mudik, Jirayut Ungkap Kondisinya Pasca Gempa Thailand yang Runtuhkan Gedung Pencakar Langit
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Fidiah Nuzul Aini |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |