Grid.ID- Lebaran 2025 menjadi momen yang dinanti untuk berkumpul dengan keluarga dan merayakan kebersamaan. Namun, di balik suasana hangat dan penuh suka cita, tak sedikit orang yang justru merasa kelelahan, baik secara fisik maupun emosional.
Rutinitas yang berubah, ekspektasi sosial yang tinggi, serta interaksi tanpa jeda bisa menjadi pemicu stres saat perayaan. Bagaimana cara menikmati Lebaran 2025 tanpa tekanan berlebih dan tetap menjaga keseimbangan diri?
Psikolog dan dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Nur Islamiah, MPsi, PhD, atau yang akrab disapa Bu Mia, pun membagikan sarannya. Ia menjelaskan bahwa tekanan selama Lebaran bisa berasal dari berbagai hal, seperti perubahan rutinitas, ekspektasi sosial, hingga interaksi yang intens tanpa jeda.
Misalnya, menerima tamu tanpa henti atau memenuhi undangan keluarga yang terus berdatangan. “Saat Lebaran, kita sering merasa harus terus tersenyum, melayani tamu, dan menjaga suasana."
"Padahal, kita tidak punya kewajiban untuk menyenangkan semua orang,” ujar Mia, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/4/2025). Untuk menjaga kesehatan mental saat Lebaran, Mia menyarankan agar seseorang menetapkan batas psikologis atau psychological boundaries.
Salah satu caranya adalah dengan mengenali dan menghormati batas diri sendiri. Misalnya, memilih topik pembicaraan yang nyaman atau menarik diri sejenak dari keramaian tanpa merasa bersalah.
“Menetapkan batas waktu dan energi untuk bersosialisasi bukan berarti tidak menghargai orang lain, tapi justru bentuk merawat diri agar tetap sehat secara emosional,” katanya.
Menurut Mia, memberi ruang untuk diri sendiri bukan berarti menjauh dari orang lain, melainkan cara menjaga kapasitas emosional. Jika tidak memberikan waktu untuk beristirahat, seseorang bisa lebih cepat merasa lelah, sensitif, atau bahkan kosong, meski dikelilingi keluarga dan teman.
“Salah satu cara menjaga keseimbangan adalah dengan menyempatkan waktu untuk diri sendiri, misalnya bangun lebih pagi untuk menikmati ketenangan, atau menyendiri beberapa menit di kamar,” tambahnya.
Selain tekanan akibat interaksi sosial yang padat, Mia juga menyoroti tekanan sosial yang sering muncul saat Lebaran, seperti pertanyaan tentang pernikahan, pekerjaan, atau pencapaian hidup. Ia menyarankan agar pertanyaan semacam itu dijawab secara diplomatis, tanpa harus mengungkap semua hal secara rinci.
“Cukup dengan jawaban seperti, ‘Masih dalam proses, mohon doanya ya.’ Itu sudah cukup menjaga kenyamanan kita dan orang lain,” jelasnya.
Baca Juga: Serba Olive, Potret Baju Lebaran Maudy Ayunda dan Keluarga Jadi Sorotan, Beri Kesan Old Money!
Profil Wulan Guritno, Artis Keturunan Inggris yang Dikabarkan Dekat dengan Ariel NOAH, Ini Jejak Kariernya
Source | : | Kemenkes RI,KOMPAS.com |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Nesiana |