Lebih dari sekadar parade pembunuhan, hukum karma bekerja di balik penemuan jasad pria yang diamuk kawanan singa itu
Grid.ID - Kejadian ini terjadi di Provinsi Limpopo, (10/2/2018) silam.
Pria itu ditemukan tak bernyawa di Taman Nasional Kruger, tepatnya di wahana taman bermain Hoedspruit.
Jasadnya tercerai berai, wajahnya tak lagi bisa dikenali, dan bagian kepala ditemukan terpisah dari tubuhnya.
Seperti Ojek, Helikopter Online Tersedia di Jakarta, Segini Harga Sewanya
Pria itu diduga sebagai pemburu singa, menilik hasil penyelidikan kepolisian.
Semula, kepolisian setempat menduga pria itu merupakan salah satu staff Taman Nasional atau sopir traktor yang hilang.
Dugaan bahwa jasad tanpa tanda pengenal itu merupakan kawanan pemburu, disebabkan penemuan senjata tak jauh dari tubuhnya.
Sementara itu, perburuan di sekitar wilayah Taman Nasional Kruger tumbuh pesat sepanjang tahun.
Sempat Melarikan Diri, Inilah Sosok Sebenarnya 'Nenek Nazi'
Pada bulan Januari 2017, tinga singa jantan ditemukan tewas diracun dengan kondisi kepala terpenggal.
Cakar singa-singa itu raib tanpa diketahui rimbanya.
Perburuan ilegal telah menyebabkan populasi 'hewan langka dan dilindungi' semacam badak dan singa terancam mengalami kepunahan.
Menindak hal itu, pemerintah setempat ingin melakukan kontrol lebih ketat terhadap perburuan di wilayah mereka.
4 Lukisan Terkenal yang Dikenal Mistis dan Bertuah
Kontrol itu terkait wilayah perburuan dan jenis senjata apa yang dilegalkan bagi para pemburu.
Sama seperti halnya badak, bagian tubuh singa kerap jadi incaran para pemburu hewan.
Bagian tubuh itu dijual dalam bentuk ramuan obat-obatan tradisional, pernak-pernik hiasan bahkan dijadikan jimat ilmu hitam yang begitu populer di kawasan Afrika dan Asia Tenggara.
Para pemburu hewan langka tak kenal jera meski terancam didera sanksi dan penjara. (*)
Source | : | allthatisinteresting.com |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |