Grid.ID - Fakta bahwa penduduk Indonesia bakal banyak tinggal diperkotaan, mendorong pemerintah membuat Gerakan Menuju 100 Smart City.
Program ini diinisiasi Kementrian Komunikasi dan Informatika yang didukung Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan, kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementrian Pendayaan Aparatur Negara, Bappenas, serta Kantor Staf Kepresidenan.
Sampai dengan 2018 ini, jumlah yang mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City sudah 75 kota/kabupaten.
Tentunya diharapkan pada tahun mendatang, target 100 kota bisa terpenuhi.
Gerakan Menuju 100 Smart City sendiri sudah dimulai sejak 2017 silam.
(BACA JUGA : Gerakan Menuju 100 Smart City 2018, Terpilih 50 Kota/Kabupaten)
Samuel Abrijani Pangarepan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman mengikuti Gerakan
Menuju 100 Smart City bersama 50 walikota dan bupati berbagai daerah mengatakan, bahwa gerakan ini harus dimulai dari sekarang.
Hal tersebut dikarenakan bahwa ada data yang menyebutkan 50% dari penduduk suatu daerah sudah jadi netizen.
Dan mereka itu memiliki keinginan untuk mendapatkan layanan yang lebih baik dan cepat dari pemerintah dimana dia tinggal.
"Ditengarai pada 2020 akan ada 170 juta penduduk Indonesia yang jadi netizen.
kalau kita tidak melayani dan menyediakan fasilitas bagi mereka, kita akan ditinggalkan.
Oleh karenanya Smart City harus dimulai dari sekarang," papar pria yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika.
(BACA JUGA : Wali Kota Tomohon Dukung Program Smart City Pemerintah Pusat Dengan Cara Ini!)
Penulis | : | Octa Saputra |
Editor | : | Octa Saputra |