Laporan wartawan Grid.ID, Alfa Pratama
Grid.ID - Warga di daerah sekitar Gunung Merapi dibuat panik dengan aktivitas vulkanik pada hari Jumat (11/5/2018) pagi ini.
Bahkan, warga Yogyakarta pun merasakan aktivitas ini hingga mereka keluar rumah.
"Awalnya terasa gempa sebentar lalu terdengar suara gemuruh yang keras. Setelah itu awan putih membumbung tinggi ke atas, "ujar Erry Endang, warga di jalan Kaliurang KM 13, Sleman, Yogyakarta yang dihubungi Grid.ID melalui pesan singkat.
Awan yang membumbung ke atas sangat terlihat dari semua daerah di sekitar Gunung Merapi, mulai dari Yogyakarta hingga Boyolali.
Mudahnya melihat awan vulkanik didukung oloeh cuaca pagi ini di daerah Gunung Merapi yang cerah.
Baca juga : Siapa Sangka, Mak Lampir Misteri Gunung Merapi Punya Cucu yang Cantik Banget!
Menurut keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang,gunung Merapi sebagai salah satu gunung paling aktif di dunia ini memuntahkan debu panas dengan letusan freatik.
BPBD juga mengimbai kepada masyarakat agar menjauhi radius 3 kilometer dari puncak Merapi.
Erupsi Freatik adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi karena pengaruh uap yang disebabkan sentuhan air dengan magma baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Erupsi Freatik terjadi ketika adanya air tanah, air laut, air danau kawah, atau air hujan yang menyentuh magma di dalam bumi, panas dari magma akan membuat air tersebut menjadi uap, dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi dan tidak bisa dibendung, maka akan terjadi letusan yang disebut Erupsi Freatik.
Letusan dari Erupsi Freatik mengeluarkan material padat yang terlempar akibat tekanan dari uap tadi.
Terakhir, gunung Merapi meletus hebat pada tahun 2010.
Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 353 orang tewas, termasuk Mbah Maridjan
Dalam letusan ini, lebih kurang 140 juta meter kubik material vulkanik dimuntahkan.
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |