Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.
Grid.ID - Gunung Merapi kembali kejutkan warga di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan kepulan asap tebalnya.
Kepulan asap mulai terlihat mengudara pada Jumat (11/5/2017) pukul 07.32 WIB.
Peristiwa tersebut diawali dengan adanya gempa vulkanik yang terjadi selama 1 menit.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa letusan ini tidak berbahaya.
(BACA JUGA: Sehari Setelah Disekap Teroris, Iptu Sulastri Rayakan Ulang Tahun dan Dapat Kejutan Manis)
Namun, masyarakat yang tinggal dalam radius 5 km dari Gunung Merapi, diinstruksikan untuk evakuasi ke bawah di barak pengungsian.
Selain itu, hujan abu diperkirakan turun di sekitar gunung Merapi khususnya di wilayah bagian selatan.
Namun, arah angin juga tetap menentukan arah jatuhnya hujan abu.
Di wilayah Yogyakarta sendiri, hujan abu vulkanik telah terjadi di Tugu Kaliurang Yogyakarta.
(BACA JUGA: Menegangkan! Begini Suasana Dan Kondisi Pendaki Saat Letusan Freatik Gunung Merapi)
Meski hujan abu tidak terlalu tebal, ada baiknya masyarakat lebih waspada akan dampak kesehatan setelah menghirup abu vulkanik.
Debu vulkanik bukan hanya mengandung debu saja.
Debu vulkanik yang tersebar di udara mengandung komponen lain seperti silika, batu hasil letusan, mineral, gas sulfur dioksida, karbon monoksida, dan karbon dioksida.
Berikut Grid.ID bagikan 3 dampak buruk abu vulkanik bagi kesehatan.
(BACA JUGA: Kartika Putri Komentari Acara Deddy Corbuzier yang Bahas Perbedaan!)
1. Iritasi Kulit
Abu vulkanik yang tersebar di udara ternyata bisa menimbulkan iritasi kulit.
Ini karena partikel debu vulkanik memiliki sifat yang iritan dan korosif.
Debu vulkanik ini akan semakin berbahaya bagi orang-orang yang memiliki kulit sensitif.
(BACA JUGA: Kenalkan Sosok Briptu Rachel, Satu-satunya Wanita yang Ikut dalam Penyerbuan Teroris Mako Brimob)
Gejalanya akan diawali dengan kulit yang memerah dan gatal-gatal.
2. Gangguan pernapasan dan tenggorokan
Partikel debu vulkanik yang halus bisa menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan sistem pernapasan.
Bagi orang-orang yang memang memiliki penyakit asma dan paru-paru, debu ini akan semakin membuat pernapasan terganggu.
(BACA JUGA: Dibesarkan Sebagai Wanita, Seorang Pemuda Kaget Saat Tahu Dirinya Adalah Pria)
Debu vulkanik juga sangat berbahaya jika terhirup bayi, anak-anak, dan lansia.
Jika terlalu lama menghirup abu vulkanik, maka hidung dan tenggorokkan akan iritasi.
Lama-kelamaan iritasi tersebut akan menimbulkan penyakit batuk, sesak napas, dan bronkitis.
3. Gangguan penglihatan
Partikel debu vulkanik yang tajam dan halus juga bisa menimbulkan gangguan mata.
(BACA JUGA: Trik Layering Busana Biar Makin Stylish Bagi Para Hijabers Dari Desainer Ria Miranda)
Partikel debu yang kecil akan tertiup angin dan masuk ke bagian mata.
Hal ini nantinya akan menimbulkan iritasi pada kornea mata.
Lalu bagaimana cara untuk meminimalisir dampak abu vulkanik?
Untuk mencegah dampak buruk yang ditimbulkan debu vulkanik, sebaiknya tutup hidung dan mulut dengan masker ketika terjadi hujan abu.
Tutup pula jendela dan pintu rumah agar debu tak bisa masuk dan tertinggal di permukaan benda-benda di dalam rumah.
(BACA JUGA: Pendaki Gunung Merapi Jadi Saksi Erupsi Vulkanik, Tendanya Masih Utuh)
Jangan lupa bersihkan juga pakaian dan benda lainnya yang sudah terkena debu vulkanik, ya.
(*)
Mirip Lady Diana, Cantiknya Ibunda Wulan Guritno, Deana Battams yang Berdarah Inggris
Source | : | carleton.edu,accuweather.com |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |