Grid.ID - Ledakan bom yang terjadi dua hari berturut-turut di wilayah Jawa Timur masih menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Tak bisa dipungkiri, pasca ledakan bom ini tentu akan meninggalkan kegelisahan dan ketakutan bagi masyarakat.
Berbagai macam reaksi masyarakat muncul menanggapi masalah bom bunuh diri ini.
Banyak yang mengecam, namun lebih banyak yang bersimpati terhadap para korban ledakan bom bunuh diri ini.
Ucapan bela sungkawa terus berdatangan untuk para korban di Surabaya dan Sidoarjo.
Baik itu dari tokoh masyarakat, selebritis maupun tokoh politik.
Presiden Jokowi sendiri mengecam tindakan ini sebagai tindakan yang biadab.
"Tindakan teroris kali sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan," kata Presiden Jokowi saat jumpa pers di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, Minggu pukul 16.30 WIB, dikutip Grid.ID dari Kompas (13/05/2018)
Tak hanya Presiden Jokowi, peristiwa ini juga mengundang kesedihan tersendiri bagi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Beberapa jam pasca ledakan bom terjadi pada Minggu (13/05/2018), Risma langsung turun langsung ke lokasi pengeboman terjadi.
Dikutip dari laman Surya pada Senin (14/05/2018), Risma mengaku jika dirinya tak habis pikir dengan jalan pemikiran pelaku.
BACA JUGA Jarang Diketahui, Ini 7 Ciri Orang yang Hendak Lakukan Serangan Bom Bunuh Diri
Bagaimana mungkin seorang ayah dan ibu tega mengajak anaknya untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
Atas insiden itu, Walikota Surabaya ini mengaku prihatin.
Apalagi pelakunya sampai melibatkan anak-anak yang masih di bawah umur.
"Nalarku gak sampai. Kita yang mengandung, disusui, disuapi kemudian diajak mati. Sakit saja (anak) saya susahnya setengah mati. Gak masuk di nalar saya", ungkap Risma menanggapi kasus ledakan bom di Surabaya.
Risma juga mengaku bahwa ia sangat menyesalkan para pelaku teroris yang melibatkan anak-anak dan mempunyai kepercayaan yang menyesatkan.
BACA JUGA Fans BTS, Army dari Sejumlah Negara Buktikan Simpatinya Untuk Teror Bom Surabaya
"Apa yang ada di balik itu. Saya hanya mikir untuk apa dia dibesarkan. Doktrin apa yang disampaikan hingga anak pun harus ikut", kata Risma, Walikota Surabaya.
Sekalipun ada yang mengatakan jika anak pelaku tersebut ingin mati syahid, bagi Risma, anak tersebut tidak mengerti arti mati syahid yang sesungguhnya.
Bagi Risma, anak-anak seharusnya dilindungi.
Karena mereka belum banyak mengerti, bukan dikorbankan.
"Anak ku sampai sudah punya anak itu kalau dia sakit, aku nangis. Kok malah diajak mati", tandasnya.
BACA JUGA Keluarga Pelaku Bom Bunuh Diri Surabaya Sempat Lakukan ini Selepas Salat Subuh Berjamaah
Risma juga menambahkan jika agama tidak mengajarkan kekerasan.
Meski dulu sempat terjadi perang, namun perang itu juga memiiki alasan yang jelas.
"Dulu juga perangnya ada lawan, hadap-hadapan, ini gak ada perang, perang lawan siapa saya gak ngerti", kata Risma.
Perempuan yang dikenal karena ketegasannya ini juga menghimbau para warga Surabaya agar tetap tenang, waspada dan selalu berdoa.
Risma juga sempat mengunjungi keluarga almarhum Aloysius Bayu Rendra Wardhana.
BACA JUGA Jeremy Thomas Percayakan Kasus Teror Bom Bunuh Diri pada Polisi
Di sana, Risma juga sempat bertemu dengan anak kedua almarhum Bayu.
Hal ini diketahui berdasarkan postingan Risma di akun Instagramnya pada Senin (14/05/2018).
Di dalam keterangannya, Risma juga menyebutkan jika almarhum Bayu telah melakukan aksi heroik dengan menghalangi teroris masuk ke dalam Gereja Santa Maria Tak Bercela.
Di akhir keterangannya itu, Risma juga sempat menuliskan pesan yang cukup mengharukan.
Ya, kepada anak almarhum Bayu Risma mengatakan "Bapak Kamu itu Pahlawan Nak".(*)
Source | : | Instagram,kompas,surya.co.id |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |