Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Jamaah Ansharut Daulah (JAD) diduga mendalangi sejumlah aksi teror di kota Indonesia belakangan ini.
Akibat dari teror ini, beberapa korban berjatuhan dan jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu.
Menurut catatan Global Security, JAD mendukung ideologi ISIS serta membantu ISIS dalam menyebarkan teror di Indonesia.
Pendiri dari JAD adalah Aman Abdurahman yang sekarang sedang berada di balik jeruji dan sempat berada di bentrokan Mako Brimob, Kelapa Dua pada hari Rabu malam kemarin, 9 Mei 2018.
JAD di bawah komando Aman disebut-sebut telah bersumpah setia kepada kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi di Timur Tengah.
BACA: Saddam al-Jamal, Otak Kejam Eksekutor ISIS yang Pernah Bakar Korbannya Hidup-hidup
Pernahkah kamu berpikir, kira-kira berapa jumlah dana dan bagaimana organisasi pemberontak seperti ISIS mendapatkan pendanaan aksi mereka?
Melalui websitenya Forbes membuat daftar organisasi teroris terkaya di dunia.
Daftar tersebut disusun berdasarkan wawancara dengan pakar keamanan dan spesialis anti-teror.
Tak hanya itu, daftar itu juga didasarkan atas laporan dan analisis dari LSM internasional, organisasi akademis dan pemerintah.
Dilansir Grid.ID dari Forbes, berikut ini 5 daftar organisasi teroris terkaya di dunia.
BACA: Sempat Dijadikan Budak ISIS, 3 Wanita Ini Memiliki Kisah Memilukan
1. Hizbullah
Total pendapatan tahunan organisasi ini adalah sebesar 1,1 miliar dolar Amerika (sekitar 15 trilyun).
Sebelumnya organisasi ini memiliki pendapatan tahunan sebesar 200 juta dolar (sekitar 2,7 trilyun) per tahun .
Namun kini dana kelompok teror yang berbasis di Lebanon ini diperkirakan meningkat oleh pihak keamanan.
Menurut pihak keamanan pendapatan tahunan Hizbullah dieveluasi mengalami peningkatan lebih dari 800 juta dolar (sekitar 10,9 trilyun) setiap tahunnya.
BACA: 4 Hal Tentang Dabiq, Majalah Propaganda ISIS dengan Desain Stylish
2. Taliban
Total pendapatan organisasi Taliban diperkirakan sebesar 800 juta dolar (sekitar 10,9 trilyun).
Sumber penghasilan utama Taliban saat ini berasal dari produksi dan perdagangan obat-obatan (terutama dengan menanam opium dan memproduksi heroin).
organisasi tersebut menghasilkan ratusan juta dolar dari penambangan sumber daya alam.
Mereka juga tak segan menjadi bajak laut di wilayah yang berada di bawah kendalinya.
BACA: Lewat Situs-situs ini Teroris dan ISIS Lancarkan Propagandanya
Mereka mengumpulkan uang tebusan untuk sandera yang mereka tahan.
Sumber lain pendapatan organisasi ini adalah dari sumbangan.
3. Hamas
Total pendapatan tahunan Hamaz adalah sekitar 700 juta dolar (sekitar 9,5 trilyun).
Meski memiliki jumlah pendapatan tahunan yang fantastis, tapi menurut PBB kehidupan rakyat di Gaza yang dikuasai oleh Hamaz tidak dapat ditolerir.
BACA: Punya Ideologi Anti Wanita, Apa yang Sebenarnya Dilakukan ISIS Terhadap Perempuan?
Hal ini merujuk pada krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza.
Bahkan menurut sebuah ringkasan laporan PBB, Jalur Gaza tidak akan dapat dipulihkan pada tahun 2020 jika situasi saat ini terus berlanjut.
4. Al-Qaeda
Total pendapatan tahunan Al-Qaeda adalah sebesar 300 juta dolar (sekitar 4,1 trilyun).
Menurut laporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengenai terorisme, Al-Qaeda adalah payung fundamentalis beberapa organisasi teror dibawahnya.
Sejumlah cabang utama Al-Qaeda meliputi Al-Qaeda di Maghreb Islam yang beroperasi di Libya, Aljazair, Pantai Gading, Mali, Nigeria, Tunisia dan Burkina Faso.
Ada pula Al-Qaeda di Jazirah Arab meliputi Yaman dan Arab Saudi.
Al-Qaeda di Semenanjung India yang tersebar di India, Pakistan dan Bangladesh.
Al-Shabaab yang merupakan cabang Al-Qaeda di Somalia dan terakhir Tahrir al-Sham di Suriah.
5. ISIS
Total pendapatan tahunan organisasi ISIS sebesar 200 juta dolar (sekitar 2,7 trilyun).
Pada puncak kejayaannya menjelang akhir 2014, ISIS berhasil menguasai lebih dari 100.000 kilometer persegi negara Irak.
Luas daerah yang dikuasai saat itu bahkan lebih besar dari negara korea Selatan.
Pada masa itu, sekitar 10 juta penduduk tunduk pada kekuasaan ISIS.
Namun sejak kejatuhan kota Rawa, organisasi ISIS telah kehilangan benteng kota terakhirnya di Irak.(*)
Source | : | Forbes |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |