Laporan Wartawan Grid.ID, Elizabeth Ayudya RR
Grid.ID - Ikut menyambut bulan Ramadhan dan menggelar buka puasa telah menjadi kebiasaan Gedung Putih.
Sayangnya, selama masa pemerintahan Donald Trump, kebiasaan baik tersebut tampak berubah.
Ramadhan tahun lalu, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri menolak tradisi buka puasa bersama.
BACA:Sering Jadi Pertanyaan, 'Ramadhan' atau 'Ramadan', Ini Penulisan yang Benar!
Tetapi, Selasa (15/5), Gedung putih merilis sebuah pernyataan dengan nada yang sangat berbeda.
Dilansir Grid.ID dari Washington Post, pernyataan tersebut berisi bahwa libur puasa selama sebulan di mulai pada minggu ini.
"Gedung Putih menyatakan bahwa keberadaan umat Muslim menambah permadani agama kehidupan Amerika oleh sebab itu libur selama liburan akan dimulai pada minggu ini," begitu bunyi pesan tersebut.
BACA:Hari Pertama di Bulan Ramadhan, Ayu Ting Ting Sahur Bareng Raffi Ahmad
"Bersama Departemen Luar Negeri, Gedung Putih menyatakan akan menjadi tuan rumah iftar atau buka puasa pada awal Juni," ujar Ray Mahmood, seorang pengembang property Muslim terkemuka yang telah lama terlibat dalam diplomasi antar agama di wilayah D.C.
Mahmood menambahkan bahwa pemerintah telah mengabulkan salah satu permintaan umat Muslim di Amerika Serikat.
"Setidaknya Presiden di Gedung Putih iini bisa menunjukkan toleransi dan penerimaan," katanya.
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Washington Post,Newsworld.co |
Penulis | : | Elizabet Ayudya |
Editor | : | Elizabet Ayudya |