Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Perlombaan yang paling melelahkan adalah berlomba dengan waktu.
Kaiya Patel, gadis keturuan India yang tinggal di Northwood, London, menderita sebuah kanker darah langka yang awalnya hanya dikira sebagai lebam biasa.
Kedua orangtuanya hanya punya waktu 2 bulan untuk menemukan pendonor sumsum tulang belakang.
Sayangnya, hal inilah yang justru menjadi masalah karena mereka adalah keluarga keturunan Asia yang tinggal di wilayah dominasi kulit putih.
Baca : Heboh Kalimat Suci Umat Islam Tertera di Tutup Botol Bir, Ternyata Begini Asal Muasalnya
Bahkan setelah dilakukan uji coba pada anggota keluarganya sendiri, tidak ada satupun dari mereka yang selnya cocok untuk dijadikan pendonor sumsum tulang belakang bagi gadis berusia 5 tahun tersebut.
Diberitakan oleh Dailymail (16/5/2018), persentase kecocokan sel sumsum tulang belakang Kaiya sangatlah sedikit, hanya 20,5% dari sampel yang ada.
Kejadiannya berawal dari lebam-lebam yang ditemukan di bagian depan kaki Kaiya.
Karena akan berlibur, orangtua Kaiya kemudian memutuskan untuk memeriksakan kondisi lebam putrinya dulu agar tidak semakin parah sepanjang perjalanan liburan.
Baca : Pernikahan Bisa Batal Gara-gara Lukisan, Kok Bisa?
Ruchit dan Annu Patel, orangtua Kaiya, kemudian mengontak teman mereka yang berprofesi sebagai dokter untuk mengetahui sebab dari lebam-lebam tersebut.
Hal ini dikarenakan baik Kaiya maupun pihak sekolah tidak melaporkan adanya tindak kekerasan maupun peristiwa kecelakaan yang terjadi pada Kaiya.
Teman keluarga Patel tersebut kemudian mengatakan Ruchit harus segera memeriksakan putrinya di klinik gawat darurat.
Dan benar saja, Kaiya didiagnosis dokter mengidap kanker darah langka berjenis leukimia lymphoblastic akut.
Dokter mengungkapkan masih ada harapan Kaiya untuk sembuh dengan mengusahakan transplantasi sumsum tulang belakang.
Tapi ternyata, sel sumsum Kaiya termasuk yang sangat langka, apalagi dengan populasi masyarakat Asia yang sangat sedikit di sana.
Kaiya kemudian dirujuk ke Great Ormond Street Hospital untuk serangkaian kemoterapi.
Hingga saat ini, Kaiya sudah berada di rumah sakit selama 4 minggu.
Baca : Deretan Mobil Mewah Sering Hadiri Rapat Misterius di Rumah Bomber Surabaya
Sesungguhnya donor transplantasi tulang belakang bukan hal yang langka untuk masyarakat Inggris.
Tapi ras minor Kaiya-lah yang menyebabkan ia kesulitan mendapatkan pendonor, karena belum ditemukan yang cocok dengan sel tubuhnya.
Kisah Kaiya ini kemudian menjadi viral di Inggris.
Bahkan, aktor Ricky Gervais juga ikut membantu usah keluarga Patel untuk mendapatkan pendonor yang sesuai melalui Twitter.
Baca : Misteri Suara Aneh dari Dalam Rumah Keluarga Bomber Surabaya
Leukimia lymphoblastic akut adalah jenis kanker langka dan ganas yang membutuhkan pengobatan cepat.
Dari seluruh jenis kanker leukimia yang pernah diderita, hanya ditemukan 0,1% kasus leukimia lymphoblastic ini.
Kondisi ini menyebabkan sumsum tulang belakang memproduksi sel darah putih dalam jumlah banyak sebelum tubuh siap menerimanya.
Akibatnya, jumlah sel darah merah menjadi berkurang dan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi.
Baca : Peredaran Miras Belum Berhenti Sepenuhnya, Polisi Ungkap Modus Baru yang Digunakan Si Penjual
Gejala penyakit ini meliputi kulit yang pucat, sesak napas, kelelahan, lebam-lebam, dan beberapa infeksi dalam jangka waktu pendek.
Selama ini keluarga Patel tidak menghiraukan tanda-tanda yang terjadi pada Kaiya.
Hingga akhirnya Ruchit menyadari bahwa Kaiya mengalami beberapa kali mimisan akhir-akhir ini.
Saat ini orangtua Kaiya hanya bisa pasrah menunggu donor yang sesuai dengan putrinya tersebut.
Baca : Mulut Pedas Trump Kembali Bersuara, Kali Ini Ia Sebut Imigran Ilegal Sebagai Binatang
Masyarakat yang peduli pada kondisi Kaiya pun telah menggalakkan bantuan melalui Facebook page bertajuk Be Kaiya's Donor.
Hingga saat ini, dilaporkan sudah ada 6.000 orang yang bergabung dalam gerakan ini dan mencoba untuk mengetes kecocokan sel sumsum tulang belakang mereka. (*)
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |