Grid.ID - Cerita seorang bocah bernama Hatf Saiful Rasul yang tewas bertempur bersama ISIS diungkapkan dalam esai yang ditulis ayahnya, Syaiful Anam dan telah dipubilkasikan secara online.
Saat itu, usia Hatf masih 11 tahun.
Hatf mengatakan kepada ayahnya, seorang militan islam yang sudah dijatuhi pidana, bahwa dia ingin meninggalkan sekolah dan pergi ke Suriah untuk memperjuangkan negara Islam.
Bocah tersebut pergi mengujungi ayahnya di sebuah penjara kemanan maksimum saat istirahat dari Ibnu Mas'ud, pesantrennya.
(BACA JUGA : Tidak Kere, Wanita Pengemis Ini Meninggal di Samping Tumpukan Uang dan Saldo Bank 1 Miliar Rupiah Miliknya )
Mendengar perkataan anaknya, Anam tidak merespon.
"Awalnya saya tidak merepon dan mengganggapnya hanya lelucon seorang anak," tulisnya.
Tapi, Hatf menyatakan kesediaannya itu berulang kali.
Anam pun setuju untuk membiarkan anaknya pergi.
(BACA JUGA : Misteri Wanita yang Masuki Rumah Terduga Teroris, Ada yang Janggal dari Motornya! )
Hatf pergi ke Suriah dengan sekelompok kerabat pada tahun 2015.
Hatf adalah satu di antara 12 orang dari pesantren Ibnu Mas'ud yang pergi ke Timur Tengah untuk memperjuangkan berdirinya negara Islam.
Masyaallah! Presiden Prabowo Beri Hadiah Rp 100 Juta untuk Mbah Guru yang Viral Ngajar Matematika Lewat Tiktok, Netizen Ikut Girang
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |