Wanita-wanita teraniaya itu hanyalah korban dari suami mereka yang gila. Dan hakim tak menunjukkan belas kasihnya.
Grid.ID - Belasan istri dari para anggota ISIS dijatuhi hukuman mati di Irak, setelah tiga tahun negara itu dijajah dan diduduki ISIS.
Mereka mengaku sebagai korban dan para wanita malang itu hanya diberi waktu sepuluh menit demi mengemis nasib mereka sebelum hakim menjatuhkan hukuman.
Warga negara Perancis Djamila Boutoutao, 29 bersaksi di hadapan pengadilan bulan lalu:
"Saya mengira telah menikahi seorang rapper. Namun ketika kami tiba di Turki dengan niat jalani liburan selama seminggu, saya menyadari suami saya seorang jihadis."
"Saya adalah korban. Ia memukuli saya. Ia juga mengurung saya dan anak-anak di gudang ketika saya menolak mengikutinya ke irak," tegas Djamila.
Djamila muncul kembali di pengadilan minggu lalu bersama 14 wanita lainnya.
Lewat Situs-situs ini Teroris dan ISIS Lancarkan Propagandanya
Kali ini Djamila memohon agar ia diberi kesempatan merawat putrinya.
"Saya kecewa dan sangat marah. Sya menghadapi hukuman mati namun tak satupun orang memberitahu saya apa yang sebenarnya terjadi," isak Djamila.
"Jangan biarkan mereka (ISIS) membawa putriku pergi. Saya bersedia menawarkan uang jika yang mulia dapat menghubungi orangtua saya. Tolong keluarkan saya dari sini," tegas Djamila.
Djamila merupakan satu dari 1900 warga Perancis dan 40.000 warga asing yang bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.
Hari ini dalam Sejarah: Pasangan Kriminal yang Sempat Gemparkan Amerika Ditembak Mati
Berdasarkan laporan The Guardian, diketahui 40 wanita dijatuhi hukuman mati.
Sementara itu, lebih dari 20.000 orang ditahan dan 300 orang dihukum mati karena dicurigai berafiliasi dengan ISIS.
Di Baghdad, lebih dari 1000 orang dipenjara setelah diidentifikasi sebagai anggota maupun kerabat anggota ISIS.
Sebagian besar wanita merupakan seorang janda, dan sebagian besar lainnya merupakan satu-satunya harapan terakhir bagi buah hati mereka yang memiliki ayah seorang teroris.
Rekaman CCTV Ungkap Kasus Penculikan Wanita di Bandara
Bulan lalu, pengadilan Baghdad menjatuhkan hukuman seumur hidup pada 19 wanita Rusia yang dituding telah bergabung dan mendukung kelompok teror tersebut.
Banyak dari mereka mengaku dibohongi suaminya saat melakukan perjalanan ke Irak.
Seorang wanita mengaku: "Saya tidak tahu jika kami berada di Irak. Suami saya menjanjikan saya dan anak-anak liburan ke Turki. Namun kami dibohongi, dan nyatanya kami berada di Irak." (*)
Astagfirullah, Cuma Gara-gara Kuah, Pegawai di Rumah Makan Padang Ini Babak Belur Dikeroyok Pengunjung!
Source | : | News.com.au,Al Jazeera,afp |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |