Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Sebuah fenomena langka terjadi pada surat yang dikirimkan dari gedung putih.
Pasalnya, surat yang ditandatangani presiden Amerika Serikat, Donald Trump tersebut ternyata memiliki banyak kesalahan.
Terutama dalam tata bahasa dan penulisan.
Hal ini diketahui setelah surat itu dikoreksi oleh seorang mantan guru Bahasa Inggris.
BACA: Pedihnya Gambaran Cinta Antara Melania dan Donald Trump, dari Model Kelas Dua hingga Jadi Ibu Negara
Dikutip Grid.ID dari The New York Times, foto surat tersebut tersebar luas di dunia maya.
Surat yang ditandatangani Presiden Donald Trump itu diketahui bertanggal 3 Mei 2018 dan diterbitkan oleh pihak gedung putih.
Dengan kata lain, surat tersebut adalah surat resmi kepresidenan.
Surat itu ditujukan pada Yvonne Mason.
BACA: Trump Batalkan Pertemuan Dengan Kim Jong Un Karena Sikap Keras Korut
Yvonne adalah mantan guru Bahasa Inggris SMA berusia 61 tahun.
Yvonne pensiun pada tahun lalu, namun ia mengaku bahwa ia masih mengingat jelas bagaimana pelajaran Bahasa yang ia ajarkan.
Ketika mendapat kiriman surat, mantan guru wanita itu langsung mengambil pulpen ungu dan mulai mengoreksi tata bahasa.
Yvonne juga tak lupa memfoto surat yang ia terima setelah dikoreksi.
BACA: Tak Diundang ke Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle, Donald Trump Kirim Hadiah Sumbangan
Foto tersebutlah yang lalu beredar luas di dunia maya hingga menjadi viral.
Wanita itu bahkan mengirim surat yang ia terima dan telah dikoreksi kembali ke Gedung Putih.
"Itu adalah surat yang buruk," katanya.
“Tulisan yang buruk bukanlah sesuatu yang saya patuhi. Jika seseorang mampu melakukan lebih baik, maka mereka harus melakukan yang lebih baik,” ujar Yvonne.
BACA: Mulut Pedas Trump Kembali Bersuara, Kali Ini Ia Sebut Imigran Ilegal Sebagai Binatang
Yvonne yang tinggal di Atlanta itu awalnya menulis surat kepada Trump untuk meminta agar dia mengunjungi setiap keluarga dari mereka yang tewas dalam penembakan di SMA Parkland, Florida pada Februari 2018 lalu.
"Saya telah menulis kepada mereka dalam kemarahan, untuk mengatakan yang sebenarnya," katanya.
"Saya pikir dia berhutang kepada keluarga yang berduka ini," lanjutnya.
Surat yang diterimanya tidak mengatasi kekhawatiran Yvonne.
BACA: Pesan Ramadhan Donald Trump Gegerkan Umat Muslim Dunia
Surat yang diterima Yvonne malah mencatat serangkaian tindakan yang diambil setelah penembakan.
Tapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah dinilai tidak berkaitan dengan pembatasan penjualan senjata.
Dalam koreksinya Yvonne sangat mmeperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Seperti kata 'Negara' yang harus ditulis dalam huruf besar diawal kata ketika mengacu pada pemerintah atau legislatif.
Sementara itu, dalam surat-surat yang diterbitakan Presiden Barack Obama dan George W. Bush, kata-kata seperti "Bangsa" dan "Presiden" sudah benar ditulis dalam huruf besar.
Tentu saja surat yang dikirim Presiden Donald Trump itu jadi menggelikan.
Namun Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar terkait hal itu.
Yvonne diketahui kerap mengirim surat pada sejumlah politisi.
BACA: Donald Trump Akan Segera Bertemu Kim Jong Un di Singapura, Benarkah?
Namun ia mengaku baru kali ini mendapat surat dengan tata bahasa yang jelek.(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | The New York Times |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |