Grid.ID - Sering kali penderita sakit maag salah kaprah saat ingin menjalankan ibadah puasa.
Sebagian orang beranggapan dirinya tak mampu menahan rasa sakit akibat maagnya kumat jika berpuasa.
Tapi tahukah kamu, berpuasa selama seharian penuh justru bisa menyembuhkan sakit maag.
Nggak percaya? begini penjelasannya saat dilansir Grid.ID dari buku The Miracle of Fast.
Di mana sebagian dokter menjelaskan bawah puasa memiliki kemampuan efektif untuk mengobati beragam penyakit dan meringankan rasa nyeri.
Seperti penyakit radang usus besar dan radang kandungan empedu, seketika rasa nyeri pun hilang.
(Baca Juga: Unggah Foto Tanpa Makeup, Tamara Bleszynski Banjir Pujian Netizen)
Hal ini karena diperoleh saat berpuasa, karena organ tubuh pun ikut berpuasa setelah mengerahkan energi berlebihan setiap harinya.
Dan yang harus diperhatikan, selama berpuasa tetap lakukan pola hidup sehat.
Serta jangan lupa penuhi asupan yang cukup dan tidak berlebihan agar manfaatnya bisa dirasakan.
Lalu bagaimana kaitan antara aktivitas puasa yang bisa bantu mengatasi penyakit maag?
1. Puasa dapat menstabilkan usus besar karena ketenangan batin yang dialami oleh orang yang berpuasa
⠀
Dengan puasa, hilanglah gejala-gejala penyakit usus besar, seperti sakit perut, masuk angin, kembung, gangguan pada usus, diare, dan sembelit.
Selama puasa kita lakukan dengan niat kuat untuk ibadah, tubuh bisa menyesuaikan dirinya untuk bertahan menstabilkan diri dengan baik.
(Baca Juga: Keseruan Pasangan Baru Saat Bulan Puasa Tiba, Kamu Juga Nggak?)
⠀
2. Puasa bisa bekerja menyeimbangkan persentase asam di dalam lambung
⠀
Saat puasa, tubuh akan berusaha menyeimbangkan persentase asam di lambung.
Kita tahu sendiri kan kalau asam ini dianggap sebagai penyebab utama munculnya penyakit maag.
Dengan puasa, tubuh bisa mengatur distribusi asam yang mengganggu sistem pencernaan di lambung.
⠀
Puasa memang bisa jadi obat untuk berbagai penyakit, manfaatnya untuk kesehatan bisa begitu positif.
Tapi juga perlu diingat kalau kamu juga perlu memahami dengan baik kondisi tubuh dan kesehatan.
Pada kasus-kasus tertentu, seseorang bisa saja tidak dimungkinkan dapat berpuasa karena gangguan atau masalah kesehatan yang kronis. (*)
Penulis | : | Nailul Iffah |
Editor | : | Nailul Iffah |