"Setelah saya berkenalan dengan Noordin, saya diajari cara membuat bom. Macam-macam bomnya. Ada (bom) Tupperware dan pipa. Tinggal variasi saja. Ternyata buat bom gampang. Dan banyak yang sudah saya buat. ( Bom) 25 lebih di Palembang itu buatan saya dan teman saya. Kalau diledakkan lumayan juga," kata Abdurrahman.
Aksi teror yang gagal
Setelah mendapat pelatihan dari Noordin M Top yang merupakan teroris impor dari Malaysia, Abdurrahman bersama kelompoknya merencanakan aksi teror.
Sasarannya adalah sebuah kafe di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Tujuannya untuk membunuh warga asing yang dianggapnya kafir.
Abdurrahman mengaku diperintahkan untuk membunuh warga Amerika Serikat (AS) di mana pun berada oleh Noordin dan afiliasinya, Al Qaeda.
Sesampainya di kafe yang dimaksud, Abdurrahman malah mengagalkan sendiri pemboman itu.
Alasannya, ia melihat ada seorang perempuan berjilbab yang masuk ke dalam kafe tersebut.
"Ketika sudah akan diledakkan, mungkin Allah belum menghendaki diledakkan, masuk wanita berjilbab di dalam kafe yang banyak turis itu. Bom sudah siap. Tombol satunya sudah on, sudah tinggal satunya lagi," katanya.
"Setelah ditunggu (wanita berjilbab) tidak keluar-keluar, akhirnya gagal. Karena kita perhitungkan itu adalah saudara Muslim. Akhirnya bomnya di off-kan tidak terjadi hari itu. Besoknya dicoba lagi, ternyata gagal lagi," terangnya.
Bom yang dipakai Abdurrahman saat itu memakai detonator jarak jauh.
Hati nurani Abdurrahman sebenarnya menolak beberapa doktrin yang diajarkan oleh pelarian teroris dari Singapura itu.
Seperti menganggap polisi dan TNI adalah ansharut thaghut atau pembela kafir.
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |