Grid.ID - Uang kuno bukan berarti barang rongsok yang hanya laku di tukang loak.
Justru karena semakin kuno, semaki antik semakin pula berharga suatu barang.
Seorang penjual uang kuno di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Syamsir (79) berujar bahwa uang kuno bergambar Presiden Pertama RI, Soekarno kini menjadi incaran para kolektor uang jadul.
Menurut pengakuan Syamsir sosok Bung Karno merupakan pemimpin fenomenal dan bersejarah.
BACA : Merasa Dicurangi, Seorang Pria Ngamuk dan Hancurkan Lapak Penjaga Lapak Penukaran Uang
Sehingga uang dengan gambar beliau amat sangat dicari oleh para kolektor.
"Banyak yang cari, kan, Bung Karno ini sangat bersejarah, pemimpin hebat," ujar Syamsir seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (11/6).
Saking langkanya uang kuno bergambar Soekarno membuatnya dihargai mahal.
Syamsir sendiri memiliki lembaran uang bergambar Soekrano mulai dengan nominal Rp 1, Rp 100, Rp 1.000.
Untuk uang dengan nominal Rp 1, dihargai sekitar Rp 100.000. Namun, nominal Rp 1.000 dihargai hingga Rp 1,5 juta.
BACA : Terlihat Seperti Kakek 80 Tahun, Pria Ini Ternyata Baru Berusia 18 Tahun, Apa Penyebabnya?
Tapi kondisi fisik uang bisa mempengaruhi harga jualnya.
Misal ada yang sobek atau cacat maka bisa menurunkan harga jual uang kuno tersebut.
Meski banyak dicari tapi masih ada kolektor yang enggan membeli uang kuno gambar Soekarno tersebut.
Hal ini lantaran mereka merasa nominal Rp 1 juta lebih kelewat mahal untuk selembar uang kuno gambar Soekarno.
BACA : Susah Payah Perjuangkan Cinta, Pangeran Charles dan Camilla Ternyata Sering Pisah Kamar!
Bukan hanya mata uang Rupiah saja yang dicari para kolektor.
Bahkan ada turis asal Belanda pernah mencari mata uang Gulden dan membelinya di Syamsir.
Syamsir membandrol setiap 1 keping gulden Rp 20 ribu.
"Orang bule Belanda akan ambil kalau dia pernah tinggal di Indonesia, atau dia akan beli dan tunjukkan ke anaknya, terus bilang 'itu uang jajan Papa dulu'. Iya, saya dengar langsung dari orang Belanda-nya," ujar Syamsir.
Selain gulden Syamsir juga menjual mata uang kuno dari berbagai negara macam Yugoslavia, Rumania dan Bosnia yang diproduksi di bawah tahun 1990.
(*)
Source | : | Kompas.com,youtube |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |