Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Menjelang hari raya Idul Fitri, banyak orang yang membuka jasa penukaran uang.
Tujuannya tak lain adalah untuk memudahkan warga yang ingin menukar uang mereka dalam pecahan yang lebih kecil.
Meski terlihat sepele dan bahkan sering kita jumpai di pinggir jalan, tapi siapa sangka bisnis penukaran uang memiliki omzet yang fantastis.
Hal ini seperti yang diakui oleh seorang pemuda berusia 24 tahun asal Bekasi berikut ini.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, pemuda bernama Lukas membuka lapak penukaran uang baru di Terminal induk Kota Bekasi.
Pada H-3 Lebaran, Terminal Induk Kota Bekasi mengalami peningkatan jumlah pemudik yang signifikan.
BACA: Merasa Dicurangi, Seorang Pria Ngamuk dan Hancurkan Lapak Penjaga Lapak Penukaran Uang
Jumlah pemudik di hari itu bisa mencapai 10.000 orang.
Keramaian terminal itu dimanfaatkan Lukas (24) untuk membuka lapak penukaran uang baru.
Ia menyediakan pecahan Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, dan Rp 2.000.
"Terminal kan kalau Lebaran mengalami peningkatan," ujar Lukas kepada Kompas.com, Rabu (13/6/2018).
Lukas mengatakan, tahun-tahun sebelumnya juga telah membuka lapak penukaran uang.
Namun, tahun lalu usaha itu dikelola oleh orangtuanya.
BACA: Siapkan Saat Lebaran, Inilah 5 Minuman Untuk Menetralisir Kolesterol
Kegiatan penukaran uang itu, kata Lukas, sekadar mengisi waktu luangnya kala libur panjang.
"Lumayan buat modal. Bantu-bantu orang tua aja," kata dia.
Setiap harinya, peminat penukaran uang yang dijaga Lukas bisa mencapai 50 orang.
Dalam sehari, ia bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp 20 juta.
Namun, jumlah tersebut harus dibagi dengan pihak pemodal sehingga keuntungan bersih yang ia dapatkan sekitar Rp 1 juta.
Sementara itu, ia mengambil keuntungan 10 persen dari setiap penukaran.
BACA: Jangan Salah Pilih Busana Ketika Lebaran, yuk Ikuti Tips dari Desainer Ivan Gunawan
Misalnya, pembeli ingin menukar Rp 500.000, yang harus dibayar sebesar Rp 550.000.
"Tapi ada juga yang tidak bersih, ada yang nawar juga," kata Lukas.
Uang-uang yang disediakan di lapak tersebut tak hanya berasal dari modal pribadi.
Lukas mengatakan, sebagian besar uang tersebut dimodali orang lain dengan mengambil keuntungan 5 persen.
Oleh karena itu, Lukas menjualnya lebih mahal, ditambah menjadi 10 persen.
Modal pribadi Lukas hanya sekitar Rp 50 juta untuk uang pecahan kecil.
BACA: Bukan Penggemar Opor, Alika Islamadina Idamkan Laksa Betawi Saat Lebaran
"Kalau yang (modal) dari luar bisa Rp 100-150 juta, tergantung pasar. Kalau lagi ramai, banyak," kata Lukas.
Meski bisnisnya menjanjikan keuntungan yang besar, namun agaknya kepercayaan publik terhadap jasa penukaran uang di pinggir jalan sedikit berkurang akhir-akhir ini.
Terutama setelah beredar video seorang pria mengamuk dan menghancurkan lapak penjaga penukaran uang.
Amarah pria dalam video viral yang tersebar di dunia maya itu rupanya karena ia merasa dicurangi.
Dikutip dari unggahan video akun Instagram @keluhkesahojol.id yang diunggah pada 12 Juni 2018, terekam seorang pria mengamuk pada penjaga lapak penukaran uang.
Dengan suara yang meninggi pria berbaju merah itu memarahi lelaki bertopi penjaga lapak penukaran uang.
BACA: Tak Beli Baju Lebaran? Pakai dan Padukan Long Outer Lamamu ala Natalie Sarah yuk!
"Diduga jumlah penukaran uang yang kurang, orang tersebut tak terima dan langsung menghancurkan lapak bapak tersebut.
Bapak pedagang ini hanya menjual saja, karena ada Boss yang memberi kerjaan penukaran uang ini.
Lokasi : Cilegon," tulis @keluhkesahojol.id dalam postingannya.
Perekam video terdengar mengatakan bahwa video itu menunjukkan sebuah bisnis yang curang.
Ia mengatakan bahwa dia sudah berkoordinasi dengan polres Cilegon untuk mengusut dugaan penipuan yang dilakukan oleh sindikat penukaran uang.
Sementara itu, dikutip dari Kontan.co.id, Bank Indonesia (BI) yang mengimbau masyarakat untuk tidak menukarkan uang lebaran di pinggir jalan.
BACA: Sedap! Ini Resep Nikmat Opor Ayam dan Sambal Goreng Jeroan Buat Lebaran Nanti
Ada beberapa kekurangan jika kita menukarkan uang lebaran di pinggir jalan.
Selain dikenaikan fee tambahan juga keasliannya tidak terjamin.
Oleh karena itu, beberapa bank menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan penukaran uang lebaran di pinggir jalan.
"Bank Indonesia mulai tahun lalu, mengharapkan penjualan uang di pinggir jalan berkurang," kata Bob Tyasika Ananta Direktur Manajemen Risiko BNI, ketika ditemui di acara penukaran uang di IRTI Monas, Rabu (23/5).(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Instagram,kontan |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |