Sejenak nyalakan mata bathinmu, menjauhlah dari hiruk pikuk pengunjung dan suara kamera yang berjejalan, dengarlah suara gemerisik, derit bambu, dan kesunyian nan megah dari salah satu soundscapes terindah di Jepang
Grid.ID - Bambu-bambu itu memagari sekeliling hutan, mengayomi siapa saja yang berada di dalamnya; dari segala hal yang terburu-buru, dari segala kebisingan dan kota yang tak pernah usai berdandan.
Bambu-bambu itu tumbuh menjulang di tepi Kyoto, Jepang.
Berjarak 30 menit dari pusat kota yang padat, Hutan Bambu Sagano berdiam, teduh dan tenang.
Di Florida, Lebih dari 1.000 Orang Disengat Ubur-ubur, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Di dalamnya, kita dapat menemukan pemandangan yang begitu kontras dengan geliat urban di Kyoto.
Batang-batang bambu berdiri, puluhan kaki menggapai langit, menciptakan kanopi alami, memayungi setiap biota di bawahnya.
Di Hutan Bambu Sagano, nyiur angin berkelindan dengan tanaman yang padat, bambu-bambu yang melengkung turut berderit, daun-daun berdesiran dan tak sulit bagimu menemukan kedamaian disana.
Bunyi alam nan meditatif tersebut mendorong Kementerian Lingkungan Hidup Jepang memasukkan Hutan Bambu Sagano ke dalam '100 Soundscapes yang Dimiliki Jepang'.
Hawa Mahal: Istana Megah di India, Penjara Bagi Para Wanita
Program itu dicanangkan pemerintah guna memberi edukasi dan alternatif tempat ramah telinga bagi penduduk Jepang.
Memang, sejak dibuka demi kepentingan pariwisata, Hutan Bambu Sagano tidak setenang dan senyaman aslinya.
Bukan Gadget, Mainan Anak Tantri Kotak Bisa Bikin Si Kecil Makin Kreatif, yuk Contek!
Jika berkunjung kesana, kita akan menemukan hiruk pikuk pengunjung bersahut-sahutan dengan bunyi kamera yang tiada henti.
Namun jika sejenak mau menyalakan mata bathin dan menjauh dari hiruk pikuk pengunjung dan suara kamera, yakinlah kita masih dapat mendengar suara gemerisik, derit bambu, dan kesunyian nan megah dari salah satu soundscapes terindah yang dimiliki Jepang tersebut. (*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |