Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Kabar duka menyelimuti jagad seni Indonesia.
Satu lagi seniman berbakat yang berpulang ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Ginan Koesmayadi, seniman, vokalis Jeruji, dan pendiri komunitas Rumah Cemara tutup usia pada Kamis (21/6/2018) malam.
Ginan meninggal pada usia 37 tahun setelah mendapat perawatan di RS Advent Bandung karena penyakit jantung.
Baca : 4 Bahan Alami Untuk Atasi Psoriasis di Kulit Kepala
Kabar duka dari Bandung. Ginan vokalis @Jeruji4Warlock meninggal dunia pukul 22.20 malam ini, Kamis (21/6/2018). Info dari @dadanketu karena serangan jantung. Turut berduka cita untuk keluarga besar Jeruji.
— Adib Hidayat (@AdibHidayat) June 21, 2018
Ginan sendiri adalah mantan pecandu narkoba dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Karena kepeduliannya terhadap sesama ODHA inilah Ginan kemudian mendirikan Rumah Cemara.
Mengutip dari Tribun Jatim, Rumah Cemara merupakan salah satu komunitas yang berupaya meningkatkan kualitas hidup orang yang terkena HIV/AIDS, pengguna narkoba, serta kaum marjinal lainnya di Indonesia, melalui dukungan sebaya.
Isu mengenai HIV/AIDS memang sempat dianggap tabu untuk dibicarakan di Indonesia, menyebabkan para ODHA menjadi dikucilkan dari masyarakat.
Baca : Awas! 4 Makanan Sehat Berikut Ini Sering Diolah dengan Cara yang Salah
Terlebih hingga sekarang peneliti belum menemukan obat dari HIV/AIDS itu sendiri.
Di balik rumitnya mengatasi masalah HIV/AIDS, sejarah mencatat bahwa ternyata ada satu orang yang berhasil sembuh dari penyakit ini.
'The Berlin Patient', begitu ia dikenal di dunia medis, adalah satu-satunya orang dari 70 juta ODHA di seluruh dunia.
Siapakah dia?
Baca : Perbedaan Manfaat dari Mandi Air Panas dan Air Dingin, Kamu Pilih yang Mana nih?
Bernama lengkap Timothy Ray Brown, 'The Berlin Patient' ini berhasil sembuh dari HIV pada 2007 lalu.
Hingga saat ini, ia adalah satu-satunya ODHA yang dinyatakan bersih dari virus tersebut.
Melansir dari laman IFL Science!, Brown didiagnosa HIV pada tahun 1995.
Selama masa penyembuhan, ia telah melakukan beragam rangkaian pengobatan seperti obat anti-HIV dan antiretroviral therapy (ART) selama 11 tahun untuk mengontrol infeksi yang sering kali terjadi di dalam tubuhnya.
Baca : 4 Kebiasaan Pagi Hari yang Bagus Buat Kesehatanmu, Bisa Dicoba nih!
Hingga akhirnya, entah karena efek pengobatan, Brown kemudian didiagnosa menderita penyakit lain yang tak kalah berbahaya : leukimia alias kanker darah.
Brown kemudian mendapatkan pengobatan tambahan berupa kemoterapi, tapi ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap sel kanker yang ada di dalam tubuhnya.
Kemudian tim dokter mencoba alternatif pengobatan lain, yakni transplantasi sumsum tulang belakang.
Metode pengobatan ini sukses menyembuhkan kanker yang diderita oleh Timothy Ray Brown.
Tapi yang membuatnya lebih menarik, mendadak virus HIV yang ada di dalam aliran darah Brown hilang dan tidak kembali lagi.
Dalam kasus ini peneliti kemudian menarik tiga faktor yang mungkin menjadi penyebab fenomena super langka ini terjadi.
Pertama, Brown mendapatkan donor sumsum tulang belakang dari orang yang mengalami mutasi genetik langka sehingga mendorong virus HIV untuk masuk ke dalam sel darah putih.
Kedua, sistem imunitas di tubuh Brown telah hancur akibat radiasi kemoterapi yang secara tidak langsung berdampak membunuh semua sel tubuh yang terinfeksi oleh HIV.
Baca : Tips Meringankan Gejala Eksim, Salah Satunya Jangan Takut Makan Lemak ya!
Dan yang ketiga, kemungkinan sel yang ditransplantasi menyerang sel-sel asli dalam tubuh Brown dan menghancurkan segala sel yang telah terinfeksi HIV.
Peneliti sendiri lebih menitikberatkan pada kemungkinan yang ketiga.
Bahwa sel-sel baru yang masuk ke tubuh Timothy Ray Brown kemudian bermutasi dan menyerang sel-sel lama yang terinfeksi HIV.
Hingga kini, peneliti masih disibukkan mencari cara bagaimana menyembuhkan HIV/AIDS.
Baca : Sering Jadi Kebiasaan, Inilah Posisi Duduk yang Berbahaya untuk Wanita
Beragam percobaan terhadap hewan juga telah dilakukan agar dapat memecahkan misteri penyakit yang menjangkiti jutaan populasi di dunia ini. (*)
Source | : | Tribun Jatim,IFLScience.com |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |