Grid.ID - Kini, Arab Saudi telah menghentikan aturan lama yang melarang para perempuan mengemudi.
Para wanita di seluruh negeri minyak itu pun merayakannya.
Sejak akhir tahun 1950-an, Arab Saudi membuat sebuah aturan yang melarang para perempuan mengemudi.
Pihak Kerajaan rupanya telah mempersiapkan pihak Kerajaan sejak musim gugur lalu.
Beberapa sekolah mengemudi untuk wanita mulai bermunculan di seluruh negeri.
Salah satu perusahaan minyak, Aramco, bahkan menawarkan pelajaran mengemudi khusus untuk ribuan karyawan perempuannya.
BACA JUGA Sarapan Es Krim Bisa Buat Kamu Lebih Cerdas loh, Begini Penjelasannya!
Selain itu, mereka juga diajari bagaimana cara mengecek minyak, mengganti ban dan pentingnya mengenakan sabuk pengaman saat mengemudi.
Sepuluh wanita membuat sejarah baru pada awal bulan lalu ketika mereka menjadi wanita pertama yang berhasil mendapatkan lisensi pengemudi di Arab Saudi.
Bagi banyak wanita, kebebasan mereka yang baru ini menandai suatu paradigma yang berkembang bagi perempuan di negara ini.
"Kami membutuhkan mobil untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Kami bekerja, kami adalah ibu, kami memiliki banyak jejaring sosial yang mengharuskan kami pergi keluar, jadi kami memerlukan transportasi", kata Amira Abdulgader kepada Reuters.
"Ini akan mengubah hidupku", tambahnya.
Perempuan dilarang mengemudi sejak tahun 1957 sebagai bagian dari interpretasi ketat Islam.
BACA JUGA Ahli Sejarah Mengklaim Temukan Karya Pertama Leonardo Da Vinci
Meski tidak ada hukum formal bagi yang menentangnya, perempuan yang mengemudi di depan umum akan ditangkap dan dikenai denda.
Tidak pernah ada penjelasan yang jelas mengapa wanita tidak boleh mengemudi di Arab Saudi.
Pendukung dari aturan ini berpendapat, bahwa mengemudi dapat menyebabkan wanita berinteraksi dengan pria, yang dianggap berpotensi mengganggu tatanan di dalam masyarakat patriarkal Saudi.
Namun, para aktivis telah berkampanye untuk menentang kebijakan ini selama bertahun-tahun.
Pada 1990, sebanyak 47 wanita ditangkap setelah mereka mengemudi di jalanan Riyadh sebagai upaya penentangan larangan tersebut.
Gerakan ini semakin kuat di tahun 2007, ketika sebuah kelompok yang menamakan dirinya Asosiasi Perlindungan dan Pertahanan Hak-hak Perempuan di Arab Saudi mengajukan petisi kepada Raja Abdullah untuk mencabut aturan tersebut.
BACA JUGA Putus Cinta dengan Denada, Ihsan Tarore Ngaku Sudah Nggak Pernah Komunikasi
Di Hari Perempuan Internasional 2008, salah satu pendiri gerakan itu, Wajeha Huwaider memfilmkan dirinya mengemudi dan memposting video di YouTube.
Video tersebut berhasil menarik perhatian media internasional.
Gerakan ini terus berkembang selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2011, Manal Al Sharif bersama dengan wanita lainnya memulai kampanye yang disebut "Ajari sata cara mengemudi sehingga saya dapat melindungi diri sendiri".
Selain itu, ada juga grup di Facebook yang bertajuk Women2Drive.
Kelompok ini mendapatkan dukungan dan sambutan yang positif, baik dari masyarakat lokal maupun internasional.
BACA JUGA Paula Verhoeven: Bismillah Aku Percaya Baim Wong Sudah Berubah!
Manal merupakan salah satu wanita yang dipandang paling berpengaruh di dunia dalam hal ini.
Sekarang ini, dia tinggal di Australia dan tetap menjadi kritikus aktif pemerintah Saudi.
"Saya terlibat dengan kampanye (Women2Drive) karena wanita tidak terlihat. Rasanya seperti hampir tidak ada wanita di Arab Saudi", katanya kepada Bussines Insider. (*)
Wasiat Sandy Permana Sebelum Tewas Dibunuh, Ingin Istri Lanjutkan Bisnis Pentol
Source | : | insider |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |