Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Kebijakan Zero Tolerance Donald Trump memisahkan anak-anak imigran dengan orangtuanya.
Hingga saat ini, kebijakan tersebut masih mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak.
Pihak yang kontra menentang pemisahan anak dan orangtua karena dapat menimbulkan trauma fisik dan mental.
Hal ini tidak menghentikan kedatangan pencari suaka dari Meksiko.
(Baca juga: Tanggapi Jaket Kontroversial Melania Trump, Brand Asal Portland Ciptakan Jaket Tandingan)
Para pencari suaka yang tinggal di tempat penampungan di perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat pun setiap hari mengecek status permohonan mereka.
Salah satunya adalah Alejandra (nama samaran) dan keluarganya di Movimiento Juventud 2000, sebuah penampungan di wilayah Tijuana Zona Norte, Meksiko.
Letaknya dekat dengan pelabuhan dan perbatasan dengan AS, memudahkan para pencari mengecek status mereka setiap hari.
Dilansir dari Glamour, Alejandra membawa serta suami dan kelima anaknya ke penampungan, di mana mereka mendirikan tenda bersama ratusan orang lainnya.
(Baca juga: Bikin Bangga, Film 'Posesif' Akan Tayang di Festival Film Internasional!)
Meski takut akan ancaman terpisah dari anak-anaknya sendiri, Alejandra ternyata lebih takut jika harus kembali hidup di Meksiko.
Mereka merasa tidak tenang bekerja di sana sembari meninggalkan anak-anaknya, khawatir mereka akan diculik.
Di Guererro, tempat asal Alejandra dan keluarganya, ada 834 kasus pembunuhan pada tahun 2017.
Sebuah angka yang cukup membuat ketakutan seorang ibu terhadap keselamatan anak-anaknya.
(Baca juga: Ulang Tahun Ke-491, Sebagian Wajah Jakarta Masih Tampak Kumuh
Itu baru di Guererro saja.
Di seluruh Meksiko, tercatat ada 29.168 pembunuhan pada tahun 2017 seperti dilansir dari Time.
Salah satu penyebabnya karena persaingan antar kartel narkoba yang tidak segan-segan melakukan kekerasan dan membunuh siapa saja yang dianggap menghalangi jalannya.
Dalam 9 hari pertama di tahun 2018 saja, ada 200 pembunuhan yang terfokus di Guererro, Baja California Sur, Colima dan Chihuahua.
(Baca juga: El Rumi Unggah Foto dengan Maia dan Dhani, Captionnya Bikin Netizen Terharu!
Tak heran, banyak penduduk asli Meksiko yang mencari perlindungan ke negara lain, salah satunya Amerika Serikat--yang paling dekat.
Meski demikian, nasib mereka juga terkatung-katung di perbatasan.
Bertanya setiap hari ke pelabuhan, jawaban yang mereka dapati sama saja, "Kembalilah lagi ke sini esok hari."
Alejandra dan keluarganya sendiri hingga kini telah menunggu selama hampir tiga minggu.
Pihak pelabuhan hanya memproses 20-30 laporan suaka per hari.
Sementara itu, kedatangan imigran terus bertambah seiring waktu. (*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Time,Glamour.com |
Penulis | : | Chandra wulan |
Editor | : | Chandra wulan |