Donald Trump dan rezimnya barangkali tidak sepenuhnya menyadari betapa buruknya dampak pemisahan anak dari orangtua mereka.
Grid.ID - Ketika anak-anak dipisahkan dari orangtua, seperti yang dialami para imigran di perbatasan AS, anak-anak akan sangat tertekan dan mengalami trauma berat.
Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan otak anak secara negatif, membiasakan mereka dalam situasi cemas dan takut, dan mengorbankan perkembangan kognitif anak.
Michael Meaney, ahli neurobiologi dari McGill University mengungkapkan dalam kondisi ini, anak-anak rentan stres sebab otak mereka dipaksa tumbuh terlalu cepat.
Jaksa: Tak Ada Obat-obatan dan Narkotika di Jasad Anthony Bourdain
"Ketika anda mencoba memisahkan anak-anak dengan orangtua mereka, di saat yang bersamaan anda tidak memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan sistem pertahanan otak dan tubuh mereka dari ancaman stres," papar Meaney.
Meaney mempelajari perampasan anak-anak dari orangtua mereka dapat mempengaruhi otak anak secara langsung.
Ia meyakini pengasuhan orangtua begitu penting bagi otak anak yang sedang berkembang.
"Orangtua ada di sekeliling anak-anaknya, membantu mereka menghadapi ancaman dan tantangan yang dihadapi anak sebagai seorang manusia yang baru tumbuh, keberadaan orangtua dapat membantu anak berkonsentrasi mengembangkan otak dan kapasitas dirinya," pungkas Meaney.
Kebijakan Trump dan hari ini
Belum reda gelombang protes terkait kebijakan pemisahan keluarga, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, Minggu (24/6/2018).
Melalui akun Twitternya, Trump menyerukan AS mendeportasi para imigran gelap tanpa proses pengadilan.
Usai Buat Gaduh, Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo Datangi MA untuk Minta Maaf
Source | : | CBS News,cbc.ca |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |