Laporan Wartawan Grid.ID, Veronica Sri Wahyu W.
Grid.ID - Pengabdian selama bertugas di daerah pedalaman dengan segala keterbatasan memberikan tantangan tersendiri.
Hal tersebut dialami oleh Tim Nusantara Sehat dari Kementrian Kesehatan.
Mereka ditugaskan di Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, papua.
Tim ini sudah bertugas di Boven Digoel sejak Mei 2017.
(BACA JUGA: Dijulluki 'Sleeping Beauty' Mumi Ini Mati Sembari Bercermin dan Mengenakan Beragam Perhiasan)
Salah seorang anggota tim yang juga apoteker, Wahid Sabaan mengungkapkan pengalamannya.
Saat itu, ia dan rekan-rekannya pernah memberikan imunisasi untuk seorang bayi berusia dua bulan di tengah hutan.
Imunisasi dilakukan karena rumah warga yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Hal tersebut terjadi secara nggak sengaja.
Saat itu rombongannya akan mengadakan posyandu di Kampung Kawaktembut yang berjarak 17 kilometer dari puskesmas di Kampung Ninati, ungkap Wahid dilansir dari kompas.com.
(BACA JUGA: Persiapan Mepet, Yosi ajak 250 Orang untuk menari di Video klip Asian Games 2018)
Di perjalanan, tim Wahid bertemu seorang ibu yang tengah menggendong bayinya.
Ibu tersebut berjalan melintasi hutan menuju kampung lain untuk mendapatkan bahan pangan.
Si ibu tinggal di kampung yang sulit dijangkau untuk mendapatkan bahan makanan seperti mie instan atau ikan kalengan.
Di saat perjalanan pulang, tim yang terdiri dari 4 tenaga kesehatan dan seorang warga tersebut kembali bertemu dengan ibu dan bayinya karena melalui jalan yang sama.
(BACA JUGA: Duet Bareng, Prilly Latuconsina dan Nagita Slavina Dibilang Kembar)
"Setelah kami cek, ternyata jadwal imunisasinya (bayi) di bulan itu masih kosong.
Kami tidak mau menyulitkan pasien dengan jalan 17 km lagi ke ibu kota distrik tempat kami tinggal (puskesmas).
Maka kami lakukan imunisasi di tengah hutan agar cakupan imunisasi anak ini bisa diberikan semua," kata Wahid.
Saat itu, imunisasi segera diberikan karena jadwal posyandu oleh Tim Nusantara Sehat nggak bisa memastikan waktunya, ungkap apoteker asal Raha Sulawesi Tenggara tersebut.
(BACA JUGA: Diduga Buang Bayi Baru Lahir dari Atas Gedung, Wanita Asal Indonesia di Malaysia Ditangkap Polisi)
Kejadian itu sudah terjadi sekitar 6 bulan lalu.
Seorang perawat bernama Merixz Zagarino Kasale memberikan imunisasi BCG dan Polio.
Imunisasi tersebut diberikan kepada bayi bernama Bennydiktus, putra dari Hermina yang saat itu berusia kurang lebih dari 2 bulan.
Menurut Wahid, terbatasnya saluran informasi berdampak pada kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
(BACA JUGA: Menyentuh, Ini Alasan Pangeran Harry Sering Tampak Mengenakan Gelang Spesial Selama 20 Tahun)
Hal itulah yang membuat masyarakat enggan membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi.
Sulitnya medan pun membuat masyarakat lebih memilih mencari makan di hutan.
Masyarakat lebih memilih kebutuhan hidup dibanding harus berjalan menuju puskesmas dan mendapatkan imunisasi untuk anak mereka. (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |