Grid.ID - Beberapa hari lalu ditemukan ikan Arapaima Gigas di Sidoarjo, Indonesia.
Namun sebelum ada hal itu, nelayan di Provinsi Guizhou, China Selatan dibuat heran dengan ikan tangkapannya.
Dikutip dari Live Science, Rabu (27/6) pada 14 Juni 2018 lalu mereka menangkap ikan berkepala burung.
Setidaknya begitulah orang-orang menggambarkan makhluk yang tidak biasa ini sejak videonya menjadi viral di internet.
BACA : Perihal Kotak Kosong Pilkada 2018, Lawan Terberat Para Calon Tunggal Kepala Daerah
Bagian bawah layaknya ikan dengan sirip dan sisiknya.
Sedangkan bagian atas alias kepalanya mirip burung merpati.
Bahkan surat kabar Guizhou Urban langsung menjadikan ikan berkepala burung itu headline utama di halaman depan koran mereka.
Guizhou Urban juga mencantumkan didalam berita bahwa itu adalah ikan air tawar umum ( Cyprinus carpio ).
Namun publik acuh akan itu dan menganggap memang makhluk tersebut ikan berkepala burung.
BACA : Amerika Serikat Bisa Kalah Perang dengan Rusia di Eropa Karena Hal Sepele Ini
Hingga seorang ahli fisiologi hewan dari Universitas Liverpool, Andrew Cossins membeberkan apa sebenarnya ikan berkepala burung tersebut.
"Setiap pembicaraan tentang seekor ikan berkepala burung jauh dari kebenaran," kata Andrew Cossins.
Cossins menilai kepala ikan yang berbentuk seperti kepala burung merpati akibat dari pertumbuhan sel yang rusak.
"Pembengkakan yang disebabkan oleh kelainan bentuk dalam sistem rangka daerah kepala kemungkinan memaksa kemiringan ke bawah dari mulut," kata Cossins kepada Live Science.
Tapi Cossins tidak dapat memberikan jawaban pasti penyebab kecacatan pada ikan.
BACA : Nyelonong Masuk Tanpa Izin ke Wilayah Indonesia, Kapal Selam US Navy Amerika Hendak Ditorpedo
"Penyebab kecacatan tidak dapat ditentukan dari foto atau bahkan dari melihat tubuh ikan saja." ujar Cossins.
Sedangkan dugaan sementara kondisi aneh ikan yang seperti itu disebabkan karena adanya pencemaran zat kimia/polutan dimana habitat ikan itu berada.
Namun sekali lagi hal itu belum bisa dipastikan.
"Kami tidak bisa mengatakan bahwa itu benar-benar disebabkan oleh polutan," kata Cossins.
Meskipun nelayan penangkap ikan amat terheran-heran dengan penemuannya, tapi patut disyukuri ia kemudian melepas kembali ikan berkepala burung ke habitatnya lagi supaya tetap hidup.
(Seto Aji/Grid.ID)
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |