Grid.ID - Masyarakat asli Gunung Bromo, Jawa Timur, weekend ini melaksanakan uparaca adat.
Suku Tengger tiap tahun melaksanakan festival Yadnya Kasada dan tahun ini pada 29-30 Juni.
Nah yang berangkat atau balik dari Gunung Bromo via jalur Surabaya-Probolinggo, jangan sampai kelewatan hidangan yang satu ini.
Di jalur Pantura (Pantai Utara), hidangan Rawon Nguling cukup terkenal.
Bahkan banyak pejabat dan artis yang mampir, kalau melakukan perjalanan dari Surabaya ke Probolinggo via Pantura.
Depot Rawon Nguling adanya di Kecamatan Nguling, Probolinggo (setelah pasar kalau dari Surabaya).
Bisa dibilang kuliner yang satu ini cukup legendaris, soalnya sudah ada dari 1942.
Ciri khas Rawon Nguling adalah kuahnya yang nggak begitu pekat, seperti nggak banyak menggunakan bumbu kluwak.
Namun meski demikian rasa gurihnya bisa bikin kangen.
Nggak seperti di Jakarta, menyantap Rawon Nguling di tempat aslinya nggak ada pilihan nasi dipisah.
Jadi begitu dihidangkan di piring, nasi, kuah rawon dan dagin sudha dicampur jadi satu.
(BACA JUGA : 5 Tanda Awal Tak Terduga dari Demensia Dini yang Bisa Menyerang Kaum Millennials)
Tentunya plus taoge pendek dan juga sambal terasinya.
Biasanya juga dihidangkan beberapa lauk lain dalam piring.
Mulai dari empal, jerohan, tempe dan lainnya.
Siapa tahu, pengunjung ingin nambah lauk selain yang sudah ada.
Dengan menu andalan Rawon, depot ini juga menyediakan hidangan lainnya seperti nasi soto, nasi sop, nasi gule, nasi lodeh, dan lainnya.(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya