Grid.ID - Masalah hidup dan mati hanya Tuhan saja yang tahu.
Baru-baru ini makalah dari jurnal Nature menyebutkan jika Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ciptaan Google dapat memprediksi kapan seorang manusia akan meninggal.
Lantas bagaimana bisa sebuah perangkat lunak elektronik tahu seluk beluk kematian manusia yang sebenarnya merupakan rahasia ilahi?
Rupanya AI harus mendapat input data riwayat kesehatan seseorang terlebih dahulu.
BACA : Dikiranya Obat Pereda Nyeri, Seorang Pria Malah Telan Tablet Pemutih Pakaian, Efeknya Parah
Selanjutnya, dengan model pembelajaran yang mendalam didapatkan hasil prediksi yang secara substansial berakurasi tinggi.
Bukan untuk menakut-nakuti
Nyatanya para perancang AI sudah melakukan penelitian terhadap hal ini.
Dikutip dari Futurism, dalam uji coba penelitian tersebut para peneliti melakukan input data sebanyak 216.000 pasien dewasa dari dua rumah sakit di AS.
Hasilnya, para peneliti bisa menunjukkan bahwa algoritma ini bisa memprediksi kapan pasien harus dirawat di rumah sakit hingga waktu kematiannya.
"Kami tertarik untuk memahami apakah pembelajaran yang mendalam dapat menghasilkan prediksi yang valid di berbagai macam masalah dan hasil klinis," tulis para peneliti dalam laporan mereka seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (20/6).
"Oleh karena itu, kami memilih hasil dari domain yang berbeda, termasuk hasil klinis yang penting (kematian), ukuran standar kualitas perawatan (readmissions), ukuran pemanfaatan sumber daya (lama tinggal), dan ukuran pemahaman masalah pasien (diagnosa)," tambah para peneliti.
Uji coba ini tergolong sukses dan dapat membantu para dokter untuk melakukan tingkat pengobatan, operasi, maupun perawatan terhadap pasien.
Akurasi Tinggi
Dalam prediksinya, kecerdasan buatan milik Google ini punya akurasi yang tinggi.
Bahkan dalam laporannya kematian pasien di rumah sakit pertama 95 persen akurat seperti apa yang 'disampaikan' AI.
BACA : 8 Tempat Paling Dingin di Bumi, Luar Biasa Beku!
Sedangkan pada rumah sakit kedua menunjukkan akurasi 93 persen.
"Model ini mengungguli model prediktif tradisional yang digunakan secara klinis dalam semua kasus. Kami percaya bahwa pendekatan ini dapat digunakan untuk membuat prediksi yang akurat dan scalable untuk berbagai skenario klinis," sambung mereka.
Dalam salah satu studi kasus, algoritma Medical Brain ini memprediksi seorang wanita penderita kanker payudara metastasis 19,9 persen kemungkinan meninggal di rumah sakit.
Sayangnya prediksi AI benar dan dalam dua minggu pasien wanita itu meninggal dunia disana.
Tak lepas dari Kontroversi
Adanya teknologi macam AI yang bisa memprediksi dan ikut campur atas urusan Tuhan ini tentu ditentang oleh banyak kalangan.
Walaupun diakui bahwa American Medical Association amat terbantu akan adanya AI yang memprediksi kapan ajal akan menjemput pasien rumah sakit dilihat dari sisi medisnya.
"Hal yang mengkhawatirkan bagi saya adalah apa yang terjadi dengan data ini dan siapa yang memiliki data ini?" kata Dr Mikhail Varshavski.
Mikhail khawatir data privasi pasien ini malah digunakan pihak oknum rumah sakit untuk mencari keuntungan pribadi.
"Saya berharap, sebagai dokter, bahwa perusahaan-perusahaan ini menggunakan data untuk menguntungkan pasien, bukan rumah sakit itu sendiri," tambahnya.(*)
Source | : | Kompas.com,futurism |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |