Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir
Grid.ID - Lama tak muncul di dunia layar lebar, aktor Arifin Putra rupanya akan kembali bermain film yang diangkat dari kisah novel Tere Liye yang berjudul Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Dalam film tersebut, Arifin Putra akan berperan sebagai pria yang memiliki kisah hidup yang cukup tragis.
Pria itu bernama Rey, yang selama perjalanan hidupnya banyak yang mencintainya.
(BACA JUGA: Pakai Kacamata Hitam, Raditya Dika Dibilang Mirip Bowo Alpenliebe Si Artis Tik Tok Yang Viral)
Namun sayang, orang-orang yang ia cintai satu per satu akan pergi meninggalkannya, entah itu meninggal atau hilang entah ke mana.
"Film ini cukup emosional ya, hidupnya cukup tragis, intinya dia sebenarnya cita-cita dia dalam hidup segitu simple, hanya ingin membangun sebuah keluarga, tapi dari awal keluarga sudah direnggut dari dia, dan dalam perjalanannya banyak sekali orang yang dia cintai," ujar Arifin Putra saat Grid.ID temui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (29/6/2018).
Selain itu, dalam film ini Arifin Putra harus memerankan perjalanan hidupnya dari umur belasan hingga 60 tahun yang penuh dengan cobaan.
(BACA JUGA: Suzuki All New Ertiga Klaim Sebagai Mobil yang Irit Bahan Bakar!)
"Jadi Rey ini dikenal dari dia umur belasan tahun sampai akhirnya umur 60 tahun, dan juga melihat gimana sebagai manusia, kita mengalami hal-hal tertentu atau kejadian yang sangat mengubah atau mentransformasi hidup kita, tapi kita nggak menyadari begitu itu terjadi," tutur Arifin Putra.
Rey memiliki kesuksesan dalam karir, namun berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya yang sangat tragis.
Ia mencoba mencari cara untuk mendapatkan keseimbangan, antara obsesi mencari inti dari hidupnya.
Kendati demikian, pria berdarah Jerman ini mengaku bahwa film ini sebenarnya mengajarkan tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan dan takdir.
(BACA JUGA: Deretan Gaya Ashanty Saat Liburan di Los Angeles, Bak Remaja Millennials!)
"Film ini jg belajar tentang hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan takdir, dan juga gimana kita bisa mengutuk takdir kita, atau kita bisa juga mengapresiasi atau menerima takdir kita. Jadi hidup ini harus disyukuri, karena sebenarnya kalau di sini mungkin bisa dibilang setiap manusia itu udah ada takdirnya," terangnya. (*)
Penulis | : | Corry Wenas Samosir |
Editor | : | Atikah Ishmah W |