Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Belakangan, sebuah video pria yang menamai dirinya Raja Sengon viral di media sosial.
Video yang diunggah sejumlah channel Youtube, seperti Islam Peace 212 memuat wawancara pria bernama asli Wahyu Widodo.
Dikutip Grid.ID dari Surya.co.id, dalam video tersebut, Wahyu terekam tengah diwawancarai oleh seseorang bernama Fery.
Fery menanyakan kiat-kiat sukses Wahyu.
Namun, bukannya menjawab pertanyaan ini, Wahyu justru memberikan kiat sukses menaklukkan purel.
"Kiat sukses untuk menaklukkan purel itu gampang. Pertama, kasih kunci mobil. Kedua, kasih kunci rumah. Ketiga, kasih kunci brankas. Keempat, ATM prioritas. Pasti klepek-klepek semua," katanya.
BACA JUGA: 5 Fakta Banjir Bandang di Banyuwangi, Ditetapkan Tanggap Darurat Bencana
Wahyu mengaku sudah menaklukkan cewek seluruh nusantara.
Dia juga mengaku julukan Raja Sawer yang ditujukan padanya karena menurutnya uang dia tak bisa habis.
"Tiap hari datang 16 kontainer. Kalau dateng dikawal tuit, tuit, tuit," katanya.
Sementara untuk julukan Raja Sengon, dia akui awal bisnisnya adalah pengusaha sengon.
"Kalau uang saya banyak pantes. Kalau tak sawer-sawerkan ke purel pantes. Makanya semua purel pengen kenal saya," katanya.
Meski banyak yang mengejarnya, dia mengaku tidak suka jika ada yang mencintainya dengan hati.
BACA JUGA: Tradisi Sambut Lebaran di Banyuwangi, Warganya Rela Saweran Hingga Puluhan Juta
Dia justru ingin dicintai karena uangnya.
"Saya gak suka dicintai hati saya, tapi cintailah duit saya," katanya.
Di video yang viral juga tampak saat Wahyu ingin keluar rumah dan harus memilih mobil mana yang akan dipakai.
Di bagian lain, juga tampak gebokan kertas yang dalam video itu ditulis uang sedang diturunkan dari mobil ke teras rumah.
Video ini pun viral, dan banyak diunggah sejumlah channel Youtube.
Namun, setelah video ini viral, Wahyu Widodo, yang merupakan warga Banyuwangi ini memberikan klarifikasi.
BACA JUGA: Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Tersengat Aliran Listrik, Nggak Tertolong
Menurutnya, semua yang diucapkan itu tidak benar, dia hanya bercanda saja.
Alih-alih merasa senang karena videonya menjadi viral, Wahyu justru mengaku malu.
"Apa yang saya katakan dalam video tersebut tidak benar.
Itu hanya bahan bercanda saja, untuk WhatsApp grup," kata Wahyu, Senin (2/7/2018).
Wahyu mengatakan, semua isi dalam video yang menyebut dia dikirimi uang sebanyak 16 kontainer dan konten lainnya dalam video tersebut hanya hoaks belaka.
"Itu hoaks, saya hanya bercanda sama teman-teman.
Saya juga tidak menyangka bisa menjadi viral seperti ini," kata Wahyu.
Wahyu menceritakan, video berdurasi 1.36 menit itu dibuat sekitar tiga bulan lalu.
Video itu lalu diupload di whatsapp grup yang di dalam grup tersebut ada dirinya.
Video itu hanya untuk bahan bercanda saja.
"Video itu hanya untuk menghibur anggota grup saja. Tidak ada maksud lain," kata Wahyu.
Namun sekitar tiga hari yang lalu, Wahyu terkejut karena video tersebut menjadi viral dan tersebar di media sosial.
"Saya tidak tahu siapa yang mengupload di youtube dan media sosial lainnya.
Saya minta tolong dihapus saja, saya risih," katanya.
Akibat video tersebut, Wahyu mengaku sungkan pada istri dan anaknya.
Pria berumur 50 Tahun itu memang merupakan pengusaha kayu sengon.
Dirinya merintis usaha tersebut sejak puluhan tahun.
Namun Wahyu menegaskan, apa yang ada di video tersebut hanya hoaks belaka.
BACA JUGA: Ciptakan Smart City, Pemerintah Banyuwangi Ciptakan Sistem Pajak Online!
Terlepas dari pernyataan Wahyu terkait kebenaran pernyataannya dalam videop viral tersebut, usaha kayu sengong ternyata dinilai prospektif.
Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Sengon yang dulunya tak lebih banyak diminati dibanding pohon jati, kini menjadi salah satu tanaman pohon yang paling prospektif untuk ditanam.
Hal itu seiring dengan maraknya industri kayu olahan (plywood) yang memanfaatkan jenis tanaman ini.
"Masyarakat sudah paham, sengon menjadi salah satu investasi yang cepat. Kalau dulu orang desa milih menanam jati, yang bisa dipanen 30-40 tahun kemudian. Sekarang, sengon ini sudah bisa dimanfaatkan kayunya hanya dalam waktu 5-6 tahun," kata Direktur Utama PT Nagabhuana Aneka Piranti, Gunawan Wijaya, di Solo, Rabu (11/12/2013).
Lebih lanjut ia mengatakan, kini semakin marak industri plywood di Jawa.
BACA JUGA: Ojek Online Di Bandung Dilarang, Di Banyuwangi Malah Buat Bantu Pasien Miskin
Perusahaannya adalah salah satu yang mulai menjajal bermain di industri kayu olahan pada akhir 2012.
Sebelumnya, perusahaan yang berdiri 15 tahun silam itu, hanya memproduksi mebel dari kayu jati.
Ekonomi global yang mulai lesu pada November 2012 lalu berdampak pada usahanya yang berorientasi ekspor.
Kemudian, ia pun mencari lini bisnis lain.
"Nah yang lagi menjadi trend ini adalah plywood. Dulu industri ini pernah berjaya, tapi sekarang karena hutan habis, banyak industri di Kalimantan tutup. Beberapa saja yang punya HPH. Sekarang, industri plywood mulai banyak di Jawa dengan sengon," ujarnya.
Gunawan lantas bercerita, dalam sebuah kesempatan berkunjung ke Jepang, ia mampir ke salah satu pabrik mebel ternama.
BACA JUGA: Bikin Haru, Pemuda Banyuwangi Ini Terus Cari Kerja dan Bertekad Sholat Berdiri Meski Hanya 1 Kaki
Ia mendapati, trend plywood tengah naik daun.
Orang-orang kini sudah sadar lingkungan, dan mulai menggunakan kayu yang eco labelling.
"Mereka enggak mau pakai bahan yang merusak lingkungan. Di Jepang lantai rumah dari kayu sengon lalu dilapis dengan kertas atau PVC," terangnya.
Ia pun mengaku tak terlalu sulit untuk mendapatkan bahan baku sengon untuk indutri plywood.
Sengon bisa ditemukan di seluruh wilayah di Indonesia, yang terbesar ada di Jawa.(*)
Source | : | kompas ekonomi,surya.co.id |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |