Instagram
Isyana Sarasvati dan kakaknya, Rara Sekar
Laporan wartawan Grid.ID, Veronica Sri Wahyu Wardiningsih
Grid.ID - Nama Rara Sekar mungkin nggak setenar nama adiknya yang merupakan penyanyi terkenal Indonesia, Isyana Sarasvati.
Meski begitu, perempuan yang lahir di Bandung, 7 Juni 1990 itu menyimpan banyak kejutan dari dalam dirinya.
Pemilik nama lengkap Rara Sekar Larasati tersebut terpaut umur 3 tahun dengan Isyana.
(Baca Juga Lagi, Ikan Raksasa Arapaima Gigas Ditangkap 2 Orang Nelayan di Sungai Kawasan Rolag, Surabaya)
Begini nih 5 fakta Rara Sekar yang jarang orang tahu.
- Pernah membentuk duo grup bernama Banda Neira
Bersama Ananda Badudu, Rara Sekar membentuk Banda Neira.
Ananda Badudu serta Rara Sekar adalah alumni Universitas Katolik Parahyangan jurusan Hubungan Internasional.
Awalnya hanya proyek iseng namun lagu-lagu Banda Neira disambut baik oleh orang-orang sekitar Rara dan Ananda.
Lagu-lagu yang mereka ciptakan layaknya musikalisasi puisi.
Dengan lirik yang puitis dipadu petikan gitar dari tangan Ananda, lagu mereka berhasil memikat hati pendengar musik Indonesia.
Sayangnya, di akhir tahun 2016, Rara dan Ananda memutuskan untuk nggak meneruskan proyek Banda Neira karena sesuatu hal.
Namun, kamu nggak perlu sedih kok.
Lagu-lagu Banda Neira masih bisa kamu dengarkan di kanal YouTue atau di aplikasi musik streaming.
(Baca Juga Main di Film Terbaru, Syahrini Tidak Mau Takabur)
- Perempuan aktivis pendidikan
Awalnya, Rara aktif di suatu lembaga masyarakat yang bergerak di isu hak asasi.
Rara juga menjadi salah satu pendiri dan pembuat kurikulum di Sekolah Kita Rumpin.
Sekolah Kita Rumpin adalah sekolah non-formal yang didirikan untuk anak-anak di diwilayah tersebut yang menjadi korban sengketa.
"Melihat kembali bagaimana Indonesia mengaktualisasi pendidikannya, maka kita harus meredefinisi makna dari ‘kualitas’ pendidikan. Kita dapat mengacu kualitas pendidikan dari sudut pandang yang teknis, seperti kemampuan membaca dan berhitung (yang masih sangat tertinggal jauh). Namun kita juga harus terbuka akan beragam permasalahan yang tak tampak di dalam kelas, atau seringkali disebut hidden curriculum. . Hirarki ilmu pengetahuan IPA vs IPS, Bahasa & Seni (pendidikan teknokratis), pembelajaran sejarah, struktur sosial, pembangunan masyarakat Indonesia yang masih sangat terpaku dari penafsiran OrBa (pendidikan indoktrinasi), fokusnya sekolah maupun guru terhadap hasil akhir nilai ketimbang proses pembelajaran (pendidikan massification – produksi massal layaknya pabrik), dan tentunya dikarenakan permasalahan di atas, hampir tidak diberikannya ruang untuk guru maupun murid dalam mengeksplorasi dan refleksi diri maupun keadaan masyarakatnya secara kritis dan objektif. . Yang diharapkan oleh Freire akan sebuah pendidikan yang reflektif, sekali lagi reflektif terhadap diri maupun struktur sosio-politik di sekitar kita, adalah agar terbentuknya dan meningkatnya sebuah kapasitas kritis untuk memilih. Membentuk sebuah masyarakat yang sejatinya demokratis, yang mampu mengerti ketika kebutuhan mereka telah ditunggangi oleh kepentingan para elit, yang mampu melihat melampaui retorika politis, maupun populisme yang dilandasi politik identitas. Pendidikan yang kita memiliki saat ini hanya mematikan pikiran kita, tak menyentuh secara kritis keadaan masyarakat kita dan hanya menanamkan retorika toleransi yang dilandasi oleh solidaritas semu." . Tulisan terbaru @benlaksana di IndoProgress tentang pendidikan, pembangunan dan peran kesadaran kritis di dalamnya sudah bisa dibaca per hari ini. Selengkapnya bisa dibaca di tautan yang ada di bio-ku ya. Bagaimana peran pendidikan dalam hidupmu, apakah pendidikan membuatmu banyak bertanya & mencari tau atau justru hanya menerima? Dan apa pentingnya memiliki nalar kritis dalam menavigasi hidup ini? Selamat membaca & berdiskusi! . Photo: @benlaksana
A post shared by Rara Sekar (@rarasekar) on
(Baca Juga Rumah Jadi Sepi Saat Anak Sakit, Ringgo Agus Rahman: Ga Asik!)
- Mendapat beasiswa pendidikan
Bulan Juni 2018, Rara Sekar sudah menyelesaikan S2nya di jurusan Antopologi Budaya di Victoiria University of Wellington.
Istri dari Ben Laksana tersebut mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Selandia baru untuk melanjutkan pendidikannya di sana.
This year’s birthday is a wee bit special as it’s also the day I finally receive my master’s degree in cultural anthropology. So this morning I woke up to my supervisors’ messages asking me to wake up/check my email ???? I asked Ben to read the email first... after seeing him smirk, I finally got the guts to read the result myself. _ All the frantic weeks full of tears and stress prior to my thesis submission, as well as the anxiety-ridden days and nights awaiting for the result finally paid off. Finally, no more nightmares, I can now sleep in peace. _ Thank you, once again, to everyone who has been so supportive for the past two years: @benlaksana, my loving family, my good friends both in Wellington and Indonesia — you know who you are, my wonderful supervisors and amazing lecturers @vuwanth, and of course, the beautiful Aotearoa. _ Where to next? As much as Ben and I want to continue our studies in the near future, I think it’s good for us to lay-low for awhile and enjoy whatever home has to offer for the time being. I guess a masters degree could help me go places (or maybe not haha especially in anthropology), but whereever I go, I’ll try my very best to always keep the late Pramoedya Ananta Toer’s words in mind: “Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.” / “You the educated, try to be faithful to your conscience.” ❤️
A post shared by Rara Sekar (@rarasekar) on
(Baca Juga Make Up Total Malah Disebut Mirip Soimah, Syahrini Jawab dengan Manja!)
- Tukang kebun modern
Rara Sekar dan kekasihnya, Ben Laksana menikah pada tahun 2015.
Selanjutnya, Ben ikut menemani Rara di Wellington.
Semenjak tinggal di sana, mereka berdua aktif berkebun yang sengaja dibuat di halaman belakang rumah mereka.
Melalui akun pribadi Rara dan Ben, mereka sering mengunggah kegiatan di kebun.
Pasangan tersebut juga lantang menyuarakan gerakan menanam di rumah.
Masakan mereka sehari-hari pun juga hasil panen dari kebun.
Bahkan, mereka juga memelihara ayam di halamannya.
(Baca Juga 3 Hal yang Dipikirkan dan Menjadi Rahasia Para Suami Saat Malam Pertama!)
Instagram
Rara Sekar merawat kebun di belakang rumahnya
- Menyukai fotografi
Nggak hanya mengaku tukang kebun kota, Rara dan Ben juga membuka proyek fotografi.
Kedua pasangan tersebut memang bertemu melalui hobi fotografi.
Proyek fotografi mereka dinamai nuansanuans, yakni fotografi berkonsep pernikahan yang absurd.
Selain itu, Rara dan Ben giat melakukan workshop fotografi juga.
(Baca Juga Pamer Mobil Seserahan, Netizen Temukan Kejanggalan di Video Baim Wong)
- Kolaborasi tiga perempuan
Bersama dua penyanyi perempuan, Rara Sekar membuat proyek baru.
Rara Sekar menggandeng penyanyi baru Danilla Riyadi dan penyanyi Bali Sandrayati Fay.
Mereka bertiga bergabung dalam Dara Muda Project.
Sejak pertengahan tahun 2017, ketiga perempuan tersebut aktif menciptakan lagu melalui Dara MUda Project. (*)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
TTS - Teka - Teki Santuy Eps 119 Petualangan Kuliner Dunia