Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Pelabuhan Benoa adalah pelabuhan yang terdapat di Kota Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia.
Puluhan kapal di pelabuhan Benoa, Bali dilahap si jago merah, Senin, (9/7/2018).
Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari akun Twitter Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho yang mengunggah sebuah video pada 9 Juli 2018.
"39 unit kapal ikan terbakar di Pelabuhan Benoa Bali pada 9/7/2018 pukul 02.00 Wita. Sebanyak 25 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Laporan sementara tidak ada korban jiwa. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang," tulis @Sutopo_PN.
BACA JUGA: Kebakaran Gedung Kemenhub, Dua Korban Tewas Ditemukan Nyaris Tak Berbusana
39 unit kapal ikan terbakar di Pelabuhan Benoa Bali pada 9/7/2018 pukul 02.00 Wita. Sebanyak 25 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Laporan sementara tidak ada korban jiwa. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang. pic.twitter.com/oNCNoaODnQ
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 9 Juli 2018
Dalam video berdurasi 13 detik tersebut terlihat upaya pemadam kebakaran dan sejumlah warga memadamkan api yang disertai asap mengepul ke atas.
Dikutip dari Tribun Bali, Informasi yang dihimpun di lapangan, dugaan awal api bersumber dari sebuah kapal, KM Cilacap Jaya Karya.
Api kemudian dengan cepat merambat dan melahap puluhan kapal yang bersandar di bagian Barat pelabuhan.
Berdasarkan data terbaru yang diterima dari BPBD Kota Denpasar, total kapal yang dilahap si jago merah berjumlah 40 kapal.
BACA JUGA: Baru 2 Bulan Beroperasi, Restoran Henry Ditutup Sementara karena Kebakaran!
Kebakaran kapal ini terjadi sekitar pukul 02.10 wita dini hari.
Dalam proses pemadaman api, petugas pemadam kebakaran mengalami kesulitan.
Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Kota Denpasar, I.B Yoga, mengatakan, petugas mengalami kesulitan dalam memobilisasi air.
Yoga mengatakan di lokasi kebakaran tidak ada satu pun kran air yang berfungsi untuk digunakan memadamkan api.
BACA JUGA: Lahan 10 KM Persegi Kebakaran Diduga Akibat Geng Motor Buang Puntung Rokok Sembarangan
Proses pemadaman api ini pun membutuhkan waktu cukup lama.
Dalam penanganan api, pihaknya membutuhkan waktu 15 menit, sementara untuk mengambil air petugas harus membutuhkan waktu 30 menit.
Api terus merambat dengan cepat karena kondisi angin.
Sehingga upaya pemadaman berjalan kurang efektif.
BACA JUGA: Tak Hanya Gedung Arena PRJ Kemayoran, Kebakaran Juga Terjadi di Hotel Pullman Bundaran HI, Jakarta
Pihak BPBD pun menyarankan kedepan, PELINDO III harus bisa memfasilitasi kran air untuk mengatensi di sejumlah titik dermaga.
"Kendalanya itu, seharusnya setiap 50 meter harus ada kran. Kemudian yang kedua managemen sandar untuk kapal, harus diposisikan saat keadaan darurat terus ada akses pergerakan," ujarnya kepada awak media di lokasi kebakaran, Senin (9/7/2018).
Ia menjelaskan, untuk mengatasi insiden kebakaran ini pihaknya mengerahkan puluhan petugas dan armada pemadam kebakaran (damkar).
Total petugas yang dikerahkan sebanyak 60 orang petugas.
BACA JUGA: Beredar Video Kebakaran Gedung Arena PRJ Kemayoran, Asap Pekat Membumbung Tinggi di Udara
Sementara mobil damkar dari Badung ada dua unit yang sudah bergerak sebanyak empat kali.
"Pelindo 1 unit, sepuluh kali pergerakan. Delapan unit damkar pemkot Denpasar sudah empat kali pergerakan," katanya.
Yoga mengatakan dugaan awal sumber api berasal dari KM Cilacap Jaya Karya.
"Dugaan awal masih diselidiki rekan-rekan tim inafis," katanya.
BACA JUGA: 6 Fakta Kejadian Kebakaran di JIExpo, Pengujung PRJ Pun Panik
Pantauan Tribun Bali, Hingga pukul 12.53 wita atau sudah sekitar 12 jam, saat ini api belum berhasil dipadamkan dan proses pemadaman masih berlangsung.
Asap dari api tampak hitam pekat melambung tinggi di lokasi kebakaran.
Hingga berita ini diturunkan, api dikabarkan belum dapat dipadamkan.(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Twitter,tribun bali |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |