Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Minggu (8/7/2018) pengunjung Car Free Day Bundaran Besar Palangkaraya dihebohkan dengan insiden dipatuknya seorang pemuda oleh seekor ular kobra.
Mengutip dari artikel terbitan Kompas.com, korban yang bernama Rizky (17) pada saat itu tengah mengikuti atraksi yang melibatkan reptil peliharaannya tersebut.
Pada awalnya si Ular Kobra mematuk lengan kanan Rizky, namu ia tetap menjalankan aksi selama 1 jam lamanya.
Setelah itu Rizky mengaku bahwa dirinya merasa lemas dan kemudian dilarikan ke RS Doris Sylvanus Palangkaraya.
Baca : Terbakar Api Cemburu, 4 Wanita Muda Siksa Gadis 17 Tahun Hingga Mandul
Nahas, Rizky kemudian menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (9/7/2018) sekitar pukul 8.30 WIB.
Beberapa tahun belakangan ini tren memelihara hewan-hewan eksotis memang semakin naik daun.
Bukan hanya satwa langka yang sebenarnya tak boleh dipelihara, hewan-hewan yang tergolong berbahaya seperti buaya dan ular pun ternyata punya penggemar tersendiri.
Biasanya mereka yang menggemari hewan-hewan eksotis ini akan membentuk komunitas di antara sesamanya.
Baca : 6 Fakta Pemuda yang Tewas Dipatuk Ular King Kobra Peliharaannya
Komunitas ini berfungsi sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan informasi soal peliharaannya masing-masing.
Mengapa beberapa orang tertarik untuk memelihara hewan-hewan ini?
Beberapa di antaranya mengaku bahwa sensasi serta tantangan yang mereka dapat memberikan kesenangan tersendiri.
Meskipun begitu, memelihara ular apalagi jenis yang berbisa seperti kobra sebenarnya cukup berbahaya.
Baca : Inilah 6 Mitos dari Seluruh Dunia Saat Terjadinya Gerhana Bulan
Mengutip sebuah artikel di laman Cobras.org, seseorang yang menyebut dirinya sebagai Cobra Master mengungkapkan soal fakta-fakta memelihara ular kobra, terutama jenis king cobra.
Hingga tahun 1998, Cobra Master menyebutkan bahwa dirinya pernah memelihara setidaknya 2 ekor ular kobra.
Yang pertama bernama Cleo, berjenis African Spitting Cobra.
Cleo mati setelah dipelihara selama 3 tahun akibat infeksi pada salah satu bagian tubuhnya yang pernah dioperasi.
Lalu yang kedua bernama Kachsa Khan, yang merupakan kobra sepanjang 3,76 meter.
Cobra Master harus merelakan diri terpisah dari Kachsa Khan karena sudah tidak mampu lagi menangani ular tersebut.
Ia kemudian mendonasikan peliharaannya tersebut di salah satu kebun binatang yang punya spesialisasi terhadap ular.
Menurut Cobra Master, memelihara ular jenis kobra memang memiliki tantangan tersendiri.
Baca : Kenalan di Aplikasi Tinder, Mahasiswi di Bandung Diperkosa oleh Teman Barunya
Tapi, manusia tidak akan pernah bisa selalu mengontrol perilaku si Ular.
Akan ada masa di mana si Pemelihara sudah harus lepas tangan terhadap hewan peliharaannya tersebut.
Selain itu, jika kamu bukanlah seseorang yang memang sudah berpengalaman di dunia pemeliharaan ular, sebaiknya tidak usah mencoba-coba memelihara ular jenis kobra.
Pada hakikatnya, ular jenis apapun termasuk kobra tetap memiliki insting untuk membunuh mangsanya dan melindungi diri sendiri ketika merasa terancam.
Baca : Momen Ibu Bertemu Bayinya Untuk Pertama Kali Setelah Hampir Meninggal Saat Melahirkan
Cobra Master menyebutkan, pemelihara tidak akan mampu memprediksi gerak-gerik apa yang menurut si Ular masuk dalam kategori mengancam.
Belajar dari kasus Rizky ini, janganlah memelihara ular jenis kobra jika kamu memang tidak punya pengalaman sedikit pun di dunia pemeliharaan reptil berbisa ini.
Selain instingnya yang begitu kuat, penelitian mengungkapkan bahwa racun kobra bisa membunuh seseorang dalam 30 menit tanpa penanganan medis.
Tentu saja ini tergantung pada jenis kobra dan intensitas gigitannya.
Baca : Terjebak di Goa, 2 Remaja Thailand Diduga Alami Paru-paru Basah
Masih tertarik untuk memelihara kobra? (*)
Source | : | Kompas.com,Cobras.org |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |