Laporan Wartawan Grid.ID, Novita D Prasetyowati
Grid.ID - Jalan Tol Kartasura-Sragen merupakan salah satu bagian dari insfrastruktur jalan Tol Solo-Ngawi.
Infrastruktur tersebut merupakan program kerja pemerintah terkait pembangunan infrastruktur yang terealisasi pada pemerintahan Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi.
Presiden Jokowi meresmikan jalan Tol Kartaura-Sragen yang diketahui memiliki ruas tol sepanjang 35 kilometer tersebut, pada Hari Minggu (15/7/2018).
Tarif yang diberlaku untuk jarak terjauh adalah sebesar Rp 35 ribu.
(Baca Juga: Menyeruput Kopi Sambil Menikmati Pemandangan Sawah Cuma Ada di Sini)
Jalan tol Kartasura-Sragen merupakan bagian dari Jalan tol Trans Jawa yang secara bertahap mulai tersambung dari Merak hingga Banyuywangi.
Seperti unggahan video pada akun instagram @Jokowidodo (15/07/2018), proyek jalan tol ini bertujuan untuk memperlancar mobilitas barang, mobilitas orang, dan diharap bisa menurunkan biaya logistik.
Peresmian tersebut dilakukan di Gerbang Tol Ngemplak Boyolali, dengan ditandai pembunyian sirine dan penandatanganan prasasti.
Peresmian jalan tol tahap kedua itu, juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno, dan pejabat lain yang terkait.
Jalan Tol Trans Jawa tersebut memiliki delapan gerbang tol yaitu gerbang tol Colomadu, Bandara, Ngemplak, Purwodadi, Karanganyar, Sragen, Sragen Timur, dan Ngawi.
(Baca Juga: Gelombang Laut Sedang Tinggi Jangan ke Pantai Gunung Kidul Dulu, Yah!)
Terkait area yang ada di sepanjang jalur tersebut Jokowi berpesan untuk digunakan untuk meningkatkan perekonomian rakyat.
"Saya titip, tadi juga sudah disinggung oleh Pak Menteri PU mengenai rest area, jangan sampai titik-titik yang ada kegiatan ekonomi itu justru diisi oleh merek-merek asing. Harus semuanya diganti sate, soto, kambing guling, gudeg," ujar Presiden Jokowi di Jalan Tol Ngemplak KM 503.
Presiden Jokowi menghimbau untuk mengisi titik-titik rest area dengan produk-produk lokal, seperti halnya kuliner dan batik.
Hal itu dimaksudkan untuk memperkuat daya saing bangsa di tengah kompetisi global. (*)
Penulis | : | Novita |
Editor | : | Nailul Iffah |